Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Meski Berpangkat Mayor, AHY Berani 'Sentil' Moeldoko dengan Status Prajurit, 'Beliau Juga Prajurit'

Saya juga dulu adalah prajurit. Beliau juga adalah prajurit. Dalam keprajuritan menghormati senior wajib dilakukan

Editor: Muhammad Ridho
WARTA KOTA/Nur Ichsan
Mayor Infanteri Agus Harimurti Yudhoyono saat membuka secara resmi Pekan Seni dan Kreatifitas 203, di lapangan Yonif 203/Ak, Jatiuwung Kota Tangerang, 

TRIBUNPEKANBARU.COM - "Saya juga dulu adalah prajurit. Beliau juga adalah prajurit. Dalam keprajuritan menghormati senior wajib dilakukan," begitu lah ucapan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) setelah Moeldoko menerima hasil KLB Partai Demokrat di Deliserdang, 5 Maret 2021.

AHY memberikan kode ada pengecualian untuk Moeldoko.

Meski Moeldoko pernah menjabat sebagai Panglima TNI, AHY menegaskan kalau Kepala Staf Kepresidenan itu bukan contoh yang baik.

"Tapi dari para senior pula saya mendapatkan pelajaran, tidak semuanya bisa menjadi contoh yang baik," sambungnya.

Ucapan AHY ini dinilai berani.

Apalagi AHY pensiun dari militer hanya dengan pangkat mayor.

Video pernyataan AHY:

SBY Mohon Ampun ke Tuhan

Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingat memori beberapa tahun lalu saat dirinya melantik Moeldoko menjadi KSAD dan Panglima TNI.

Hal ini disampaiklan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu setelah Moeldoko terpilih sebagai Ketum Partai Demokrat hasil KLB Deliserdang.

Moeldoko mengkudeta anak SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ia lantas menyampaikan mohon ampun kepada Tuhan di hadapan foto almarhum Sang Ibunda dan Istrinya.

"Rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," ujar SBY dalam konfrensi pers yang digelar di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jumat (5/3/2021).

Menurut SBY, banyak pihak merasa tidak percaya bahwa Moeldoko bersekongkol dengan orang dalam Partai Demokrat dan tega melakukan kudeta.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Dan hanya mendatangkan rasa malu, bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved