Video Berita
VIDEO: Polda Riau Bongkar Praktik Kencing Minyak yang Libatkan Operator Terminal BBM Pertamina Dumai
Direktur Reskrimum Polda Riau, Kombes Teddy Ristiawan mengatakan, dalam kasus yang dikenal juga dengan istilah kencing minyak ini, jajarannya menangka
Penulis: Rizky Armanda | Editor: didik ahmadi
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU-- Aparat dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau berhasil membongkar praktik penyelewengan bahan bakar bersubsidi jenis solar.
Kegiatan ilegal yang berhasil diungkap petugas ini, terjadi di daerah Kabupaten Bengkalis dan Dumai.
Diduga ada keterlibatan oknum operator pengisian Terminal BBM PT Pertamina Kota Dumai.
Direktur Reskrimum Polda Riau, Kombes Teddy Ristiawan mengatakan, dalam kasus yang dikenal juga dengan istilah kencing minyak ini, jajarannya menangkap 4 orang tersangka.
2 tersangka diantaranya yakni Basuki dan Suryadi. Keduanya berprofesi sebagai sopir truk tangki solar.
Lalu tersangka Parubahan Pohan, yang merupakan penadah, serta 1 lagi tersangka yang merupakan oknum operator pengisian di Terminal BBM, Pertamina Dumai, Sofyan Afriansyah.
"Kasus ini masih dikembangkan apakah melibatkan kepala operator juga," kata Kombes Teddy, didampingi Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto, saat ekspos kasus Rabu (10/3/2021).
Dia mengungkapkan, adapun modus perbuatan para tersangka yakni melakukan pengisian BBM jenis solar menggunakan mobil tangki bermuatan 5 ribu liter, untuk pengisian Agen Premium Minyak Solar (APMS) di Kabupaten Bengkalis milik PT Nurwati Maju Bersama.
BBM jenis solar itu didapat dari Terminal BBM PT Pertamina Kota Dumai.
Operator pengisian bahan bakar, memberikan muatan yang melebihi DO (delivery order), antara 70 liter sampai 120 liter untuk setiap mobil tangki pengangkut solar.
Kedua sopir truk tangki itu, lalu membayar sejumlah uang kepada operator di Pertamina. Untuk kelebihan minyak itu, operator mendapat bayaran Rp100 ribu.
Untuk menutupi kelebihan minyak solar itu, oknum operator mengurangi pengisian solar untuk truk tangki yang tidak bersedia membayar.
Dengan begitu, tentunya dalam pencatatan yang diserahkan ke Pertamina, pengeluaran minyak tidak ada kelebihan per hari.
Oleh kedua sopir nakal itu, kelebihan minyak solar dijual kepada penampung, Parubahan Pohan.
Kelebihan isi tangki tadi disalin ke sebuah drum, dan penampung membayar Rp320 ribu hingga Rp400 ribu.