Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ternyata China Punya Banyak Hutang, Investasi Infrastruktur Jadi Biang Kerok

Peringkat ekonomi China terbilang jagoan, berada di posisi kedua peringkat ekonomi terbaik di dunia, ternyata China punya banyak hutang.

Editor: Ilham Yafiz
WANG Zhao / AFP
Dua wanita berjalan di sepanjang trotoar di kawasan perbelanjaan di Beijing pada 18 Maret 2021. 

TRIBUNOEKANBARU.COM - Peringkat ekonomi China terbilang jagoan, berada di posisi kedua peringkat ekonomi terbaik di dunia, ternyata China punya banyak hutang.

Kok bisa negara dengan peringkat ekonomi kedua terbaik punya segudang hutang?

Pemerintah Daerah (Pemda) China memiliki 14,8 triliun yuan atau setara US$ 2,3 triliun utang tersembunyi pada tahun lalu.

Angka tersebut juga diperkirakan bakal meningkatkan lebih besar di tahun ini, menurut sebuah lembaga yang bermitra dengan pemerintah.

Pemda China memang sedang berada di bawah tekanan untuk meningkatkan investasi infrastruktur guna menopang pertumbuhan di tengah pandemi.

Upaya itu praktis menyebabkan pinjaman off budget China naik 6% dari level terendah baru-baru ini sebesar 13,9 miliar yuan pada kuartal III tahun 2019, menurut Liu Lei, Peneliti di National Institution for Finance and Development.

Melansir artikel Bloomberg, Rabu (24/3) utang tersembunyi itu terdiri dari dana yang dikumpulkan oleh lembaga terkait pemerintah untuk infrastruktur dan proyek publik lainnya yang mencakup jaminan pembayaran kembali (repayment).

Obligasi yang dijual oleh perusahaan kendaraan pembiayaan pemerintah daerah, atau LGFV adalah salah satu contoh upaya otoritas provinsi mengumpulkan dana untuk meningkatkan pengeluaran tanpa memasukkannya ke dalam neraca resmi.

China di sisi lain sudah berjanji untuk menstabilkan rasio leverage makro dan menurunkan rasio utang pemerintah tahun ini untuk mengendalikan risiko.

Namun, langkah tersebut cukup sulit dicapai lantaran anggaran pengeluaran saat ini tidak cukup untuk menutupi investasi yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pada tahun 2035.

"Pemda akan menemukan cara untuk meningkatkan utang tersembunyi karena mereka berada di bawah tekanan untuk memperluas investasi," ujar Liu.

Apalagi, dalam jangka panjang kondisi ekonomi masih menghadapi banyak hambatan termasuk lingkungan eksternal yang tidak pasti dan populasi yang menua.

China tidak memiliki akun resmi dari utang tersembunyi Pemda, karena secara teknis melanggar hukum.

Adapun, jumlah utang yang nilainya triliunan dolar itu mencakup dana perwalian terkait pemerintah, asuransi dan perusahaan investasi lainnya.

Angka itu bahkan tidak memperhitungkan pinjaman bank untuk LGFV, yang dapat digunakan untuk proyek komersial selain proyek kesejahteraan masyarakat.

Utang itu menurutnya bisa menghasilkan lebih dari 700 miliar yuan per tahun, termasuk pembayaran bunga tambahan. Pasalnya, pinjaman semacam itu sedikit lebih mahal ketimbang penerbitan oblgasi pemerintah.

Bilah-bilah turbin angin menunggu ekspor di pelabuhan di Lianyungang di provinsi Jiangsu di Cina timur pada 7 Mei 2020. Ekspor Cina mengalami kenaikan 3,5 persen pada April meskipun dampak global dari pandemi coronavirus, angka resmi menunjukkan pada 7 Mei, sebagian disebabkan untuk peningkatan ekspor medis.
Bilah-bilah turbin angin menunggu ekspor di pelabuhan di Lianyungang di provinsi Jiangsu di Cina timur pada 7 Mei 2020. Ekspor Cina mengalami kenaikan 3,5 persen pada April meskipun dampak global dari pandemi coronavirus, angka resmi menunjukkan pada 7 Mei, sebagian disebabkan untuk peningkatan ekspor medis. (STR / AFP)

Pertumbuhan Ekonomi Naik Lebih dari 6 Persen

Sebelumnya, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 6%.

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan, target bisa dilampaui sejalan dengan upaya pemerintah mencari ekspansi di sektor yang stabil dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Hal itu disampaikan Li dalam pertemuan dengan para eksekutif bisnis asing.

"Kami perlu mencari keseimbangan antara pertumbuhan, pendapatan, dan lapangan kerja. Kami tidak dapat mengejar pertumbuhan ekonomi berdasarkan konsumsi energi yang tinggi dengan polusi berat," kata Li seperti dikutip Bloomberg, Selasa (23/3).

Dia menambahkan, China membutuhkan pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan. Negara ini juga harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan permintaan dan konsumsi domestik.

Pertemuan tersebut lewat videochat pada akhir perhelatan China Development Forum, sebuah konferensi tingkat tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah yang mencakup pembicara internasional seperti Elon Musk dari Tesla Inc, Ray Dalio dari Bridgewater Associates LP dan Thomas Gottstein dari Credit Suisse Group AG.

Pernyataan Li ini datang hanya beberapa hari setelah pembicaraan pertama antara pejabat dari China dan pemerintahan baru AS di Alaska, dengan kedua belah pihak saling mengkritik atas berbagai hal mulai dari perdagangan hingga hak asasi manusia.

Ketegangan meningkat Senin dengan Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap China atas dugaan pelanggaran hak terhadap Uyghur di Xinjiang.

Sebelumnya, China memperkirakan, pengangguran kota tahun ini akan berada di kisaran 5,5%, dengan penciptaan lapangan kerja baru mencapai 11 juta.

Jumlah tersebut sama seperti target yang ditetapkan pada tahun 2019 lalu, namun lebih rendah 9 juta dibanding tahun lalu. Sementara inflasi ditargetkan di kisaran 3%.

Seperti diketahui, tahun 2020, China mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3%. Negeri Panda ini merupakan satu-satunya negara di dunia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di tengah tekanan pandemi Covid-19.

Ekonomi China terus menujukkan tanda-tanda perbaikan. Selama periode Januari-Februari 2021, ekspornya melonjak 60,6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara angka impor mereka meningkat 22,2%. China membukukan surplus perdagangan US$ 103,25 miliar selama dua bulan.

Capaian ekspor-impor ini jauh lebih tinggi dari ekspektasi para pengamat. Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan ekspor hanya akan naik 38,9% dari tahun sebelumnya dan impor tumbuh 15%.

( Tribunpekanbaru.com )

Sebagian artikel ini sebelumnya tayang di Kontan, https://internasional.kontan.co.id/news/utang-tersembunyi-china-mencapai-us-23-triliun

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved