Terlanjur Letakan Uang Hingga Rp 100 Ribu Oleh Warga Pariaman, Makam Menggunung Ternyata Tak Mistis
Menurut Ade, fenomena itu terjadi secara ilmiah dilihat dari struktur dan jenis pasir tanah kuburan tersebut.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Fenomena alam yang tak biasa kerap kali dikait-kaitkan dengan kejadian mistis oleh masyarakat Indonesia.
Susah memang melepaskan stigma mistis masyarakat Indonesia. Terlebih, stigma tersebut telah mendarah daging ke anak cucu.
Hal itu seperti yang terjadi di makam menggunung di Korong Sungai Asam, Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman.
Tiga makam tersebut tiba-tiba menggunung. Permukaan tanahnya naik mirip gunung.
Ahli geologi Ade Edwar mengatakan, tiga makam yang tanahnya tiba-tiba naik 1,5 meter merupakan fenomena alam biasa.
Ade meminta masyarakat tak mengaitkan masalah itu dengan hal yang berbau mistis.
"Ini 75 persen adalah fenomena alam. Jangan dikaitkan dengan mistis," kata Ade yang dihubungi Kompas.com, Jumat (2/4/2021).
Mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sumatera Barat itu telah melakukan survei ke lokasi itu beberapa waktu lalu.
Kesimpulan awalnya, 75 persen fenomena itu terjadi secara alamiah.
Meski begitu, perlu kajian dan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan fenomena tersebut secara ilmiah.
“Sudah dicek kondisi fisik kuburan itu. Sementara disimpulkan, ya sekitar 75 persen fenomena itu terjadi secara alamiah. Survei ini untuk mengumpulkan data atau info awal terkait geologi dan situasi sosial kemasyarakatan untuk kesiapan menurunkan tim survei georadar dari BPPT,” kata Ade.
Menurut Ade, fenomena itu terjadi secara ilmiah dilihat dari struktur dan jenis pasir tanah kuburan tersebut.
"Jenis pasir yang menjadi gundukan itu adalah, pasir krikil yang merupakan produk vulkanik andesit Gunung Tandikat. Tanah itu, keluar dan tercipta menjadi gundukan karena diduga disebabkan adanya dorongan material dari dalam perut bumi," jelas Ade.
Sebelumnya, banyak pengunjung yang meletakkan uang di tiga makam yang tanahnya tiba-tiba naik di Padang Pariaman, Sumatera Barat, karena dianggap berbau mistis.
Meski dilarang, ada saja pengunjung yang meletakkan uang Rp 1.000 hingga Rp 100.000 setiap harinya.
