Ramadhan 2021
Doa Agar Mendapat Lailatul Qadar, 10 Malam Terakhir Ramadhan: Tanda Alam, Matahari dan Bulan
Dalam Alquran disebutkan, Lailatul Qadar ialah malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Malam Lailatul Qadar adalah malam yang ditunggu setiap 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Untuk Ramadhan 1441 H saat ini, fase sepuluh hari terakhir baru masuk pada Selasa, 12 Mei 2020, malam.
Malam Lailatul Qadar seperti dijelaskan dalam hadist, adalah malam paling dicari oleh umat muslim ketika bulan Ramadhan.
Namun, tidak ada seorang pun yang tahu pasti, kapan kedatangan malam Lailatul Qadar. Meski begitu, Nabi Muhammad SAW telah memberikan sejumlah petunjuk tanda-tanda datangnya malam penuh kemuliaan.
Dalam Alquran disebutkan, Lailatul Qadar ialah malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Siapa yang berdoa pada malam itu maka akan dikabulkan.
Sehingga tidak heran banyak umat muslim yang berlomba mendapatkan Lailatul Qadar.
Berikut tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar menurut Nabi Muhammad SAW dalam sejumlah riwayat.
Baca juga: Kentut Bisa Terbakar? Kandungan Kentut Itu Hidrogen, Oksigen & Metana
Baca juga: Pendeta Pun Tak Lagi Dianggap Di Puncak Papua: Kampung Kami Sudah Hitam
1. Udara dan Suasana Pagi Tenang
Salah satu tanda datangnya Lailatul Qadar adalah suasana pagi yang tenang pada esok harinya.
Dalam hadis riwayat Ibnu Abbas, Nabi bersabda, "Lailatul Qadar adalah malam tenteram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."
2. Matahari Cerah tapi Tidak Panas
Tanda lain datangnya Lailatul Qadar adalah sinar matahari yang bersinar cerah tapi tidak terik.
Ubay bin Ka'ab mengisahkan Nabi pernah bersabda, "Keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan."
Baca juga: Buka Paksa Pintu Toko Emas, Pemilik Kaget Saat Dapati Pegawainya, Warga Geger
Baca juga: DOWNLOAD MP3 Bismillah Cinta (Ungu ft Lesty Kejora): CEK Lirik Lagu Bismillah Cinta
3. Udara Terasa Tenang
Dalam Alquran, digambarkan bahwa malam Lailatul Qadar penuh ketenangan.
Suasana malam itu sangat berbeda dengan malam-malam biasanya.
Suasana malam Lailatul Qadar lebih tenang, langit tidak berawan, udara sejuk, tidak panas dan tidak dingin.
"Lailatul Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)." (HR at-Thobroni)
Baca juga: VIDEO - Khasiat Serum Ular Buatan Khomar Pria Pemalang, Bisa Sembuhkan Berbagai penyakit
Baca juga: Bagaimana Tidak Sakit Hati, Melisa Ungkap Perlakuan Perawat ke Anaknya : Saya Tidak Enak Dengernya
4. Bulan Terlihat Separuh
Dalam sebuah riwayat Abu Hurairah pernah berdiskusi dengan Nabi Muhammad SAW tentang malam Lailatul Qadar.
Rasulullah bersabda, "Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan."
5. Hari Ganjil
Tanda lain dari Lailatul Qadar ialah datang pada hari ganjil pada sepertiga terakhir bulan Ramadhan.
Sebuah hadist dari Aisyah menyebutkan: "Rasulullah ShallAllahu 'alaihi wa sallam beritikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, 'carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.'" (HR Bukhari dan Muslim).
Kapan jatuhnya malam Lailatul Qadar di Ramadhan 1440 H?
Allah SWT tidak mengungkap secara pasti kapan turunnya malam Lailatul Qadar.
Setiap umat muslim berharap mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan 1441 H/2020.
Lailatul Qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadhan.
Di dalam Alquran, malam Lailatul Qadar digambarkan lebih baik dari pada seribu bulan.
Lailatul Qadar juga diperingati sebagai malam diturunkannya Alquran.
Deskripsi tentang keistimewaan malam Lailatul Qadar dapat dijumpai pada surat ke-97 Alquran atau Al-Qadar.
Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Alquran dapat memiliki 3 arti.
Pertama, penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad-Dukhan ayat 3-5: "Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami."
Kedua, tentang kemuliaan, malam Lailatul Qadar malam mulia tiada bandingannya.
Malam itu mulia karena dipilih sebagai malam turunnya Alquran.
Penggunaan Qadar merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada Al-An'am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: "Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat."
Ketiga, malam Lailatul Qadar ialah malam yang sempit karena banyaknya malaikat turun ke bumi seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadar.
Sedangkan tentang kesempitan malam Lailatul Qadar diterangkan surat Ar-Ra'd ayat 26: "Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)."
Lailatul Qadar dapat diartikan sebagai malam pelimpahan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah kepada umat islam yang berkehendak untuk mendapatkan bagian dari pelimpahan keutamaan itu.
Keutamaan ini berdasarkan nilai Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Lalu apa ciri-ciri malam Lailatul Qadar?
Ustaz Abdul Somad menyebutkan ciri-ciri malam Lailatul Qadar dan ciri umat yang mampu mendapatkan malam kemuliaan tersebut.
Salah satu ciri akan datangnya malam Lailatul Qadar ialah satu hari dengan cahaya redup.
"Pagi hari cahaya matahari redup karena cahaya malaikat mengalahkan cahaya matahari," ujar Ustaz Abdul Somad, seperti dikutip Tribunstyle.com dari YouTube Channel Dakwah.
Selain itu tanda orang mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar ialah perubahan.
"Dulu pelit setelah bulan puasa menjadi dermawan."
"Dulu azan sudah berkumandang dia nyantai saja, tapi saat 5 atau 10 menit setelah azan sudah duduk di masjid."
"Itulah ciri dapat Lailatul Qadar," ungkap Ustaz Abdul Somad.
Dapatkan Tips Mendapatkan Malam Lailatul Qadar saat Itikaf Bulan Ramadhan, Niat dan Tata Cara Itikaf.
Kesempatan panen amalan di Bulan Ramadhan 2021 kali ini, kerjakan amalan di Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah.
Satu di antaranya adalah mengerjakan itikaf, dan terlebih lagi yang paling dicari adalah mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang tepat untuk memohon ampun kepada Allah SWT di 10 hari terakhir.
Pasalnya doa yang dipanjatkan di malam Lailatul Qadar dipercaya lebih baik dari seribu bulan.
"Ada yang berpendapat malam yang pertama, ketiga, kelima. Ada pula pendapat pada malam Nuzulul Qur'an di malam 17," jelas UAS.
Kemudian ada pula yang berpendapat untuk mencari pahala Lailatul Qadar di 10 hari terakhir.
"Lalu malam yang mana 10 hari terakhir? makanya dipersempit lagi di malam 21, 23, 25, 27, dan 29," lanjut UAS.
Karena terlalu banyak pendapat, UAS menyebutkan jika hikmah dari semuanya adalah untuk tidak menyia-siakan setiap malam di bulan Ramadhan.
Namun banyak yang menekankan jika malam Lailatul Qadar jatuh di akhir bulan Ramadan.
UAS menjelaskan jika penekanan di akhir-akhir bulan Ramadan karena agar umat muslim tidak melupakan itikaf.
Itikaf sendiri berasal dari kata ‘akafa (عكف) yang berarti al habsu (الحبس) adalah mengurung diri atau menetap.
Menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah, pengertian itikaf secara bahasa adalah berada di suatu tempat dan mengikat diri kepadanya.
Lalu bagaimana cara menjalankan itikaf?
Itikaf dianggap sah bila memenuhi 3 rukun sebagai berikut:
1. Niat Mendekatkan Diri kepada Allah.
2. Berdiam di Masjid
3. Islam dan suci, serta sudah akil baligh.
Menurut Ustaz Khalid Basamalah dalam tausiyah yang diunggah di Youtube dengan judul 'I'TIKAF Paling Afdhol Untuk Mengejar LAILATUL QADR', itikaf paling afdal dilaksanakan pada puasa ke-19 malam ke-20 dan keluar setelah salat Idul Fitri.
Maka disarankan untuk mencari masji yang Jami, artinya di masjid itu sering dilaksanakan salat Jumat dan salat Id.
Itikaf bisa dilaksanakan bersama keluarga dengan mengajak anak dan istri.
Saat berdiam diri di masjid, kita bisa melakukan berbagai amalan.
Berikut penjelasannya:
Bacaan Niat
Itikaf diawali dengan membaca lafal niat.
Berikut lafal niat itikaf:

نَوَيْتُ الْإِعْتِكَافَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitul i’tikaafa sunnatal lillaahi ta’aalaa)
Artinya: Aku berniat itikaf, sunnah karena Allah Ta’ala
Syarat
Semua ulama sepakat bahwa tempat itikaf adalah di masjid.
Untuk sahnya i’tikaf disyaratkan hal-hal sebagai berikut:
1. Beragama Islam
I’tikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang kafir.
2. Berakal sehat
I’tikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang gila dan sejenisnya. I’tikaf juga tidak sah jika dilakukan oleh anak kecil yang belum mumayyiz.
3. Bertempat di masjid
I’tikaf tidak sah jika dilakukan di rumah.
Kecuali menurut mazhab Hanafi yang membolehkan wanita beri’tikaf di mushala rumahnya.
4. Suci
I’tikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang yang sedang junub, haid atau nifas. Bahkan mereka dilarang berada di dalam masjid.
5. Izin suami bagi istri.
Menurut mazhab Hanafi, Syafii dan Hambali, seorang istri tidak sah beri’tikaf tanpa izin dari suaminya.