Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah-kisah Ngeri Jasad Warga India yang Positif Covid-19, Dibawa Pakai Motor, Diikat di Atas Mobil

Inilah kisah-kisah ngeri jasad warga India yang positif covid-19. Dibawa pakai motor, dibawa berjalan kaki sampai diikat di atas mobil

Editor: Budi Rahmat
Sumber: AP Photo/Mukhtar Khan
Seorang lelaki tampak menangisi kerabatnya yang meninggal akibat Covid-19 di Srinagar, wilayah Kashmir yang diduduki India, pada Minggu (25/4/2021). 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Pendemi Virus Corona di India benar-benar kesultan karena terus diantam oleh warga yang positif dan meninggal dunia.

Saking tak terkendalinya warga yang meninggal dunia, menjadikan kebutuhan ambulan, pusat kremasi dan perkuburan menjadi begitu sulit pula.

Maka hadirah beberapa cerita-cerita ngeri di India terkiat wabah covid-19.

Ada jasad yang diangku pakai sepeda motor, diikat di atas mobil sampai dibawa berjalan kaki berkilomter.

Berikut ini kisah-kisah ngeri jasad warga yang positif covid-19 yang nyaris ditelantarkan

Dibawa Pakai Sepeda Motor

Jenazah seorang ibu di India dilaporkan diangkat anaknya ke sepeda motor, potret kengerian Covid-19 di sana.

Dalam video yang beredar, nampak mayat perempuan itu diapit si anak dan kerabat, saat mereka berangkat ke krematorium.

Berdasarkan video yang diunggah seorang polisi, pria itu mengungkapkan ibunya meninggal karena terinfeksi virus corona.

Si anak menuturkan, dia terpaksa menaikkan jenazah si ibu ke sepeda motor karena tidak ada ambulans yang datang.

Media lokal melaporkan, perempuan itu diidentifikasi bernama G Chenchu, berusia 50 tahun dan berasal dari desa Killoyi.

Times of India memberitakan, anaknya Narendra dan menantunya, Ramesh, awalnya membawanya ke Rumah Sakit Neelaman di Palasa.

Chenchu sempat mendapat diagnosis. Namun, dia diketahui meninggal dengan konfirmasi positif terinfeksi Covid-19.

Keluarga Chenchu kemudian mencoba membawanya ke desa mereka untuk dimakamkan, yang jaraknya 15 kilometer.

Namun karena tidak ada ambulans, mayat Chenchu terpaksa diapit oleh Narendra dan Ramesh di sepeda motor.

Insiden itu merupakan kabar memilukan lain yang terjadi di India, saat gelombang kedua virus corona menerjang.

Dilansir Daily Mirror Rabu (28/4/2021), "Negeri Bollywood" mencatatkan lebih dari 200.000 korban meninggal.

Namun banyak pakar yakin, angka kematian negara berpopulasi 1,3 miliar itu jauh lebih tinggi dari yang diberikan pemerintah.

Dalam foto maupun video beberapa pekan terakhir, nampak masyarakat mengantre untuk mendapatkan oksigen.

Kemudian kremasi massal jasad korban Covid-19 memperlihatkan betapa mengerikannya gelombang kedua tersebut.

Perdana Menteri Narendra Modi menerima serangan kritik karena dinilai tidak becus dalam menangani pandemi.

Selain itu, dia dikecam karena tetap menyelenggarakan hajatan politik dan mengizinkan perhelatan festival keagamaan di tengah wabah.

Dampaknya, negara-negara pun menyerukan janji akan membawa bantuan sebanyak mungkin ke negara Asia Selatan tersebut.

Jasad Dibawa Jalan Kaki

Ilustrasi
Ilustrasi (Net)

Seorang suami menggendong mayat istrinya yang meninggal karena Covid-19, sejauh 2 mil (3,2 km) menuju tempat pemakaman.

Perjalanan seorang pria bernama Swamy yang menggendong istrinya, Nagalaxmi, di bahu, terekam kamera CCTV di jalan Kamareddy, sebuah kota di selatan negara bagian Telangana, pada Minggu (25/4/2021).

Polisi di stasiun kereta setempat yang melihat wanita itu pingsan dan meninggal, memberi Swamy uang untuk membayar pemakaman istrinya, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Rabu (28/4/2021). 

Namun, polisi tersebut menolak untuk menyentuh jenazahnya karena takut tertular virus corona.

Pria itu diduga juga tidak sehat, menurut media lokal. Meski akhirnya, pria itu sampai juga di tempat pemakaman, ia telah beberapa kali berhenti untuk mengatur napas.

Pemandangan tragis itu terjadi ketika kasus Covid-19 di India dan jumlah kematiannya melonjak.

Kematian baru pada Rabu (28/4/2021) dilaporkan mencapai 3.293, mendorong total kematian karena Covid-19 di India lebih dari 200.000.

Para analis memperingatkan bahwa angka sebenarnya dari jumlah kematian karena Covid-19 di India, bisa jadi dua kali lipat atau lebih, karena 80 persen kematian di India tidak tercatat secara resmi.

India juga melaporkan 360.960 kasus baru pada Rabu (28/4/2021), ketika pasien membludak di rumah sakit dan sistem kesehatan India kewalahan, seolah tidak ada akhir dari krisis pandemi Covid-19 ini.

Lebih banyak video yang beredar dari rumah sakit di Ahmedabad, negara bagian Gujarat, menyoroti kerasnya krisis kesehatan yang terjadi saat banyak mayat berjejer di ruang mayat menunggu diidentifikasi oleh kerabat, sehingga mereka dapat dibawa untuk dikremasi atau dikuburkan.

Diikat di Atas Mobil

Ilustrasi penemuan mayat perempuan di kamar kos.
ilustrasi mayat

Jenazah seorang ayah di India dilaporkan diikat anaknya di atas mobil, di tengah krisi Covid-19 yang terjadi.

Dilaporkan India Today, si anak terpaksa mengantarkan sendiri jasad ayahnya karena tidak ada layanan ambulans.

Diyakini, anaknya hendak melakukan ritual penguburan bagi si ayah di krematorium Agra, kota berpenduduk 1,6 juta jiwa di Uttar Pradesh.

Region itu tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19, dengan Agra saja melaporkan 600 kasus setiap harinya.

Karena kurangnya ambulans, orang-orang harus menunggu hingga enam jam untuk membawa jenazah kerabat mereka ke krematorium.

Seperti kota lainnya di India, Agra juga berjibaku menghadapi gelombang kedua virus corona yang jauh lebih mengerikan.

Dilansir Daily Mirror Selasa (27/4/2021), politisi menyalahkan partai penguasa Bharatiya Janata (BJP) yang tak becus mengurus pandemi.

Akibatnya, rumah sakit swasta di sana menolak pasien. Meski begitu, kota tersebut tetap kebanjiran pasien dari distrik tetangga.

Secara keseluruhan, gelombang kedua yang bagaikan tsunami ini meluluhlantakkan sistem kesehatan setempat.

Pasien virus corona dilaporkan meninggal di jalan dalam usaha mereka mencari rumah sakit yang kosong.

Media lokal mewartakan, satu orang meninggal setiap empat menit di ibu kota New Delhi, dan hampir ruang perawatan intensif di sana penuh.

Bahkan, fasilitas medis setempat sampai mengirim permohonan bantuan karena sumber daya mereka tak cukup untuk menampung penderita.

Tak hanya fasilitas medis, krematorium juga mulai kewalahan karena jenazah korban corona terus berdatangan.

Terlalu banyak mayat yang harus dikremasi membuat pejabat setempat diperintahkan memotong pohon sebagai bahan bakar.

Kesulitan yang dialami "Negeri Bollywood" membuat Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallaca menjanjikan bantuan.

Kepada Sky News Senin (26/4/2021), dia menyebut situasi di negara Asia Selatan tersebut "tak tertahankan".

Wallaca menyatakan, London sudah mengirimkan konsentrator oksigen dan ventilator untuk mengurangi beban India.

Demikian cerita warga India yang dihantam pandemi virus corona hingga membawa jenazah keluarga dengan cara yang tak biasa. (*)

Sumber Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved