Jika Tak Dihentikan, Tunggulah Setahun Lagi, Negara Myanmar akan jadi Mengerikan karena Ini
JIka tak dihentikan, maka tunggulan satu tahun lagi. Akibat kudeta militer, negara Myanmar akan menjadi seperti ini
TRIBUNPEKANBARU.COM- Kudeta militer di Myamnar ibarat bom waktu. Tinggal setahun lagi maka warganya akan merasakan hal yang snagat mengerikan ini.
Hingga kini Myamnar masih dalam kondisi yang tidak baik. Pemerintahan mereka diambil alih oleh militer.
Kenyataan yang menjadikan warganya melakukan perlawanan. Akibatnya bentrokan terus terjdi yang melibatkan militer dan warga sipil.
Tentu saja korban banyak jatuh pada warga sipil. bahkan jumlahnya terus meledak. Tidak tanggung-tanggung, militer menyisir semua lini masyarakat yang berusaha melakukan perlawanan.
Namun, jika Myamnar tidak menghentikannya, maka tunggulah setahun lagi. Myamnar akan jadi negara ini
UNDP mewanti-wanti hingga 2022 hampir separuh penduduk Myanmar bisa jatuh miskin, karena dampak ganda dari pandemi Covid-19 dan kudeta militer, yang semakin melumpuhkan ekonomi yang ditengarai sebagai penyebab utama.
Dalam laporannya, Program Pembangunan PBB (UNDP), memprediksi hingga 25 juta penduduk Myanmar atau hampir separuh populasi, akan terjerembab ke bawah garis kemiskinan.
"Covid-19 dan krisis politik menciptakan pukulan ganda yang mendorong kaum paling rentan semakin dalam ke jurang kemiskinan,” kata Asisten Sekretaris Jendral UNDP, Kanni Wignaraja, kepada Reuters.
"Perkembangan yang dicapai melalui transisi demokrasi, meski jauh dari sempurna, lenyap dalam hanya beberapa bulan,” tuturnya, seperti yang dilansir dari DW Indonesia pada Jumat (30/4/2021).
Ia juga menambahkan bahwa pembangunan di Myanmar merosot ke level 2005, ketika junta militer masih berkuasa dan separuh populasi tergolong miskin.
Studi UNDP mencatat, pada akhir tahun lalu rata-rata 83 persen rumah tangga melaporkan pendapatan berkurang separuhnya akibat pandemi Covid-19.
Saat ini pun jumlah penduduk miskin di Myanmar meningkat 11 persen menyusul pemadaman ekonomi.
Perempuan dan anak-anak
Gejolak di Myanmar berawal saat petinggi militer yang dipimpin Jendral Min Aung Hlaing melakukan kudeta militer, menurunkan paksa pemerintahan sipil hasil pemilihan umum.
Tokoh Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan sejumlah pejabat sipil lain ditahan, sementara pasukan anti-huru-hara dan militer diterjunkan menghadang aksi demonstrasi di jalanan.