Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pentingnya Ekosistem UMi di Masa Pandemi Menuju Pemulihan Ekonomi Nasional

Sebab, sektor UMKM menjadi ujung tombak utama dalam membawa negara keluar dari masa sulit seperti di masa pandemi saat ini.

Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Pengrajin sedang mengolah akar kayu pohon untuk dijadikan karya seni seperti meja kaca, pot bunga bertingkat dan gantungan bonsai serta kegunaan lainnya di di Kelurahan Pebatuan Kecamatan Tenayan raya Pekanbaru, Rabu (21/10/2020). (www.tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir) 

BERBAGAI data menunjukkan terjadi peningkatan transaksi UMKM selama masa pandemi. E-commerce Tokopedia mencatat pada tahun 2020 terdapat 9,9 juta penjual yang hampir seluruhnya UMKM. Angka ini mengalami kenaikan sebesar lebih dari 2,5 juta dari tahun sebelumnya sebanyak 7,2 juta penjual.

Sementara, e-commerce Shopee merilis data terbaru pada April 2021 lalu jumlah penjual UMKM yang berpartisipasi dalam kampanye Shopee 4.4 Mega Shopping Day di platform e-commerce Shopee meningkat hingga 2 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Sementara, penjualan produk pelapak UMKM meningkat hingga 5 kali lipat.

Angka di atas diprediksi bakal terus meningkat seiiring dengan himbauan Presiden Joko Widodo agar lebih mencintai dan membeli produk dalam negeri yang nantinya akan menyokong perekonomian negara.

Sebab, sektor UMKM menjadi ujung tombak utama dalam membawa negara keluar dari masa sulit seperti di masa pandemi saat ini.

Disamping itu, peran serta generasi millenial patut diapresiasi. Seperti viralnya tagline local pride yang mengajak masyarakat agar membeli produk buatan anak dalam negeri. Juga, keinginan generasi millenial untuk memulai usaha yang terus meningkat seperti yang sudah diprediksi IDN Research Institute pada tahun 2019.

Melalui riset bertajuk Indonesia Millenial Report 2019, ditemukan sebesar 69,1 persen generasi milenial berminat untuk membuka usaha, artinya 7 dari 10 millennial memiliki jiwa entrepreneurship (kewirausahaan).

Meski begitu, semangat di atas seharusnya terus dijaga oleh pemerintah melalui kebijakan yang pro terhadap pelaku UMKM. Pasalnya, Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Milenial Fest 2021 yang digelar secara daring pada April lalu memaparkan bahwa tingkat kewirahusaan Indonesia mesti terus ditingkatkan.

“Tingkat kewirausahaan Indonesia paling rendah dibandingkan negara-negara regional dengan ada di angka 3,47 persen. Sementara negara tetangga seperti Thailand tingkat kewirausahaannya 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, dan Singapura 8,76 persen. Rata-rata negara maju memiliki tingkat kewirausahaan 14 persen,” kata Dia.

PENYERAHAN simbolis CSR PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah (Kanwil) II Pekanbaru berupa aplikasi Sistem Info Pembukuan Keuangan (SIPKu) kepada Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) dan Pondok Pesantren yang ada di Pekanbaru, kepada Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi, Jumat (26/3/2021).
PENYERAHAN simbolis CSR PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah (Kanwil) II Pekanbaru berupa aplikasi Sistem Info Pembukuan Keuangan (SIPKu) kepada Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) dan Pondok Pesantren yang ada di Pekanbaru, kepada Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi, Jumat (26/3/2021). (tribunpekanbaru.com)

Gentingnya Ekosistem Ultra Mikro (UMi) di Masa Pandemi

Modal awal dan penambahan modal menjadi dua hal terutama yang kerap menjadi penghalang pelaku usaha dalam mengembangkan ide bisnisnya. Jika tidak hati-hati dalam mencari sokongan dana, seperti terjerat pola kredit lintah darat, maka usaha yang telah dibangun bisa saja gulung tikar.

Hal tersebut barangkali masih menjadi momok yang menghantui industri keuangan di negeri ini. Mengingat tingkat literasi keuangan pada tahun 2020, berdasarkan survei OJK, masih berada di angka 40 persen. Artinya tingkat pemahaman masyarakat soal sektor keuangan dengan benar belum mencapai setengah masyakarat Indonesia.

Oleh sebab itu, dibutuhkan akselerasi serta innovasi dalam menjadikan tantangan tersebut menjadi suatu peluang. Seperti menggencarkan program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang dirancang dalam menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah.

Program yang telah dimulai sejak tahun 2017 ini dapat dijadikan pisau bermata dua; meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan mendorong pelaku usaha di lapisan terbawah yang tak terjangkau Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk terus meningkatkan usahanya.

Oleh sebab itu, Holding BUMN untuk ultramikro yang dicanangkan Menteri BUMN, Erick Thohir pada Maret 2021 lalu tepat sasaran melalui sinergitas beberapa BUMN; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

“Ekosistem ini ingin memastikan terdapatnya penurunan bunga pinjaman. Selama ini, hal ini menjadi konteks hambatan kenapa pelaku usaha ultramikro dan UMKM tidak mendapat pendanaan yang lebih baik. Model bisnis ekosistem ultramikro akan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui PNM, dan pengembangan bisnis melalui Pegadaian dan BRI untuk membuat usaha mikro naik kelas sehingga bisa memasuki tahapan yang lebih tinggi,” ujar Erick.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved