Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Mengapa Negara-negara Arab Hanya Diam Saat Israel Gempur Hajar Palestina, Ini Analisa Pakar

Ratusan warga Palestina meninggal akibat serangan militer Israel. Namun, sejauh ini negara-negara Arab malah diam-diam saja. Mengapa?

Editor: Muhammad Ridho
AHMAD GHARABLI / AFP
Seorang pria Palestina berjalan di luar Masjid Al Aqsa, Yerusalem 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Konflik Palestina dengan Israel belum juga mereda, padahal seluruh dunia mengecam aksi pembalasan Israel yang tak kenal ampun

Negara Yahudi itu merasa diatas angin setelah pemimpin negara Amerika Serikat , Perancis , Inggris dan Jerman mendukung aksi Israel yang disebut hak untuk melindungi diri

Yang janggal dari peristiwa ini adalah negara-negara Arab hanya diam menyaksikan salah satu negara Arab diluluhlantkan oleh Israel

Konflik di Gaza terus berkecamuk.

Ratusan warga Palestina meninggal akibat serangan militer Israel.

Namun, sejauh ini negara-negara Arab malah diam-diam saja.

Ketegangan antara Israel-Palestina kembali memanas sejak Ramadhan lalu. Beragam faktor melatarbelakangi ketegangan itu, termasuk di antaranya rencana pengusiran puluhan warga Palestina di kawasan Sheikh Jarrah.

Situasi kemudian semakin menegangkan setelah kelompok milisi Palestina Hamas menghujani wilayah Israel dengan rudal-rudal.

Meski tak banyak menimbulkan kerusakan dan korban, Israel membalas serangan itu dengan melakukan operasi militer di sejumlah wilayah.

Hasilnya, ratusan warga Palestina meninggal dunia dan ribuan lainnya luka-luka. Namun, sampai saat ini negara-negara Arab belum melakukan langkah pasti dalam meredamkan konflik Israel-Palestina.

Mengapa negara-negara Arab diam terhadap serangan Israel di Palestina?
Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ahmad Sahide mengatakan, diamnya negara-negara Arab terhadap serangan Israel di Palestina karena memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap Amerika Serikat

Padahal, AS memiliki lobi kuat Yahudi untuk menjaga politik luar negerinya, terutama dalam konflik Israel-Palestina.

Dengan kondisi itu, Palestina pun tidak memiliki dukungan politik dan strategi perjuangan yang kuat seperti Israel.

"Palestina tidak mempunyai strategi perjuangan seperti Yahudi dulu sewaktu awal menggagas untuk mendirikan negara Yahudi (Israel)," kata Suhedi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/5/2021).

"Orang-orang Yahudi saat itu melakukan penggalangan dana, mendekati negara-negara yang berpengaruh di kancah dunia," sambung dia.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved