Dikenal Ganas, PEMIMPIN Boko Haram Tewas dengan Meledakkan Diri: Ternyata Ciut Dikepung Musuh

The Wall Street Journal meninjau transkrip antara pemberontak yang membahas aksi bunuh diri tersebut.

AFP
Akhirnya Pemimpin Teroris yang Pernah Menculik 300 Siswi Tewas Meledakkan Diri. Pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau 

“Kalau pun Shekau terbunuh, terorisme masih menjadi ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ujarnya pada VOA.

“Boko Haram bukan satu-satunya kelompok teroris yang beroperasi di wilayah itu,” tambahnya.

Abubakar Shekau  yang menjadi berita utama internasional ketika anak buahnya menculik hampir 300 siswi di Chibok pada 2014, telah dilaporkan tewas beberapa kali sejak Boko Haram pertama kali melancarkan pemberontakannya pada 2009.

Jika laporan kematiannya benar sekarang, kondisi ini dapat menimbulkan keretakan di Boko Haram.

Kelompok teroris Nigeria itu dalam kondisi tidak stabil karena terus dilemahkan oleh serangan udara militer di pangkalannya, dan adanya pembelotan di antara anak buahnya.

Baca juga: ASMARA Zodiak Besok Minggu (23/5/2021): Rasa Cinta Taurus Digenjot, Leo Akan Merasakan Sakit

Baca juga: Cara Hamil Mendapatkan Bayi Perempuan: Waktu Pembuatan hingga Jenis Makanan

Lebih dari 40.000 orang telah tewas dan lebih dari dua juta mengungsi dari rumah mereka akibat konflik di timur laut Nigeria.

Pertempuran telah menyebar ke beberapa bagian tetangga Chad, Kamerun dan Niger.

Abubakar Shekau mengambil alih Boko Haram, yang secara resmi dikenal sebagai Jama'tu Ahlis Sunna Lidda'awati wal-Jihad, setelah pendirinya Muhammad Yusuf dibunuh oleh polisi pada 2009.

Di bawah kepemimpinan Abubakar Shekau, Boko Haram mengubah sebagian besar wilayah timur laut menjadi wilayah terlarang.

Abubakar Shekau memproklamasikan 'kekhalifahan' di kota Gwoza di Borno pada 2014.

Sejak 2015, serangan oleh pasukan Nigeria yang didukung oleh tentara dari Kamerun, Chad, dan Niger mengusir kelompok ekstremis dari sebagian besar wilayah yang pernah mereka kuasai.

Marah dengan penargetan Abubakar Shekau yang tidak pandang bulu, terhadap warga sipil dan penggunaan wanita dan anak-anak, faksi saingan memisahkan diri pada 2016.

Pembelot ini kemudian membentuk ISWAP, dengan dukungan dari kelompok ISIS.

Boko Haram dan ISWAP terus berperang untuk memperebutkan wilayah.

ISWAP kemudian berkembang menjadi kelompok teroris yang lebih kuat, dan melakukan serangan kompleks terhadap militer dan menyerbu pangkalan militer.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved