WELCOME TO INDONESIA: Yang Tangkap Koruptor Bukan Saja Dipecat, Tapi Dilabeli Tak Bisa Dibina
pertanyaan-pertanyaan misalnya meminta memilih antara Al Quran dan Pancasila dapat memecah belah persatuan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebagaimana dikethaui, lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini menjadi sorotan publik di Tanah Air.
Hal ini menyusul dipecat atau dinonaktifkannya sejumlah pegawai KPK akibat tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Polemik ini pun menimbulkan banyak kontra.
Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengaku khawatir dengan model tes tersebut.
Sebab, TWK tersebut mengakibatkan 75 pegawai KPK dinyatakan tidak lolos, 51 di antaranya diberhentikan dan 24 pegawai akan dibina kembali.
"Saya khawatir di masa mendatang seorang koruptor yang fasih mengatakan tentang yang berhubungan dengan wawasan kebangsaan itu jauh lebih diutamakan," ucap Ray dalam diskusi bertajuk "Nasib KPK Setelah TWK", Sabtu (29/5/2021).

Baca juga: Akhrinya Rizki DA Beri Kejelasan Soal Tes DNA Anak Nadya, Harap Masalah Selesai, Anaknya Atau Bukan?
Baca juga: INI Kronologis Kecelakaan di Tol Pekanbaru - Dumai, Bus Makmur Seruduk Bus Rapi dari Belakang
Baca juga: CEK Asmara Zodiak Besok Minggu: Aries Bucin, Capricorn Jangan Buat Pasangan Kamu Ilfeel
"Itu makanya kita kesulitan memberantas korupsi, para koruptor tetap diberikan kekuasaan, sementara yang menangkap para koruptor bukan saja dipecat dari jabatannya bahkan dilabeli orang yang enggak bisa dibina," ucap dia.
Ray pun menilai, pemberhentian terhadap 51 pegawai KPK yang disebut tidak bisa dibina merupakan sebuah bentuk penghinaan.
"Sejahat apa mereka sehingga dinyatakan tidak bisa dibina? Maksud saya, Anda pecat pegawai saja sudah menyakitkan. Tapi pemecatan itu didasarkan tidak pancasilais, dan lebih parah lagi tidak bisa dibina. Itu tiga kali lipat penghinaanya terhadap mereka," ucap Ray.
"Sementara para koruptor yang sudah terbukti di pengadilan dan sudah melewati masa hukuman masih boleh menjadi kepala daerah kok," kata dia.
Ray juga berpendapat, TWK pegawai KPK tersebut dapat memecah belah bangsa.
Baca juga: JELANG Final Liga Champions 2021: Menakar Hasil Chelsea vs Manc City Lewat Kutukan Pelatih
Baca juga: Jose Mourinho Siapkan Uang Rp 380 Miliar, Incar Granit Xhaka Gabung ke AS Roma
Ia mempertanyakan dasar asesor TWK pegawai KPK itu membuat pertanyaan-pertanyaan kontroversial yang dinilai dapat menimbulkan perpecahan tersebut.
Menurut dia, pertanyaan-pertanyaan misalnya meminta memilih antara Al Quran dan Pancasila dapat memecah belah persatuan.
"Bagaimana mengukur orang kesetiaan negara dengan mengukur orang dengan pertayaan kamu memilih Al Quran atau Pancasila?" ucap Ray.
"Jadi kalau saya menjawab Al Quran nanti seolah-olah saya meninggalkan Pancasila. Kalau saya memilih Pancasila seolah-olah saya meninggalkan Al Quran. Itu kan sangat dilematik," ujar dia.
Baca juga: Aneh Sekali TWK Pegawai KPK, Pewawancara Lecehkan Gender, Dituding LGBT, Diminta Jadi Istri Kedua
Baca juga: Inilah Pasukan Pertahanan Rakyat Dibentuk dari Warga Sipil yang akan Hadapi Militer Myanmar