Empat Pegelola SPI Kota Batu Ternyata Abaikan Pengaduan Para Korban Nafsu Pendiri Sekolah
Informasi dimaksud adalah bahwa korban pernah mengadu ke sekolah tentang apa yang dialaminya, namun pihak sekolah tidak mengindahkan aduan itu.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ternyata para korban yang diduga sebagai objek pelampiasan nafsu pendiri Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Kota Batu pernah mengadu ke pihak sekolah.
Murid-murid yang mengaku sebagai korban kebejatan nafsu pendiri SPI berinisial JE itu mengadu ke empat orang pengelola sekolah.
Celakanya, para pengelola sekolah tersebut malah lepas tangan sekaligus bungkam.
Mendapat informasi dari para korbannya terkait hal itu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mendatangi gedung Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim Kamis (10/6/2021).
Pengakuan para korban yang aduannya diabaikan oleh pengelola sekolah menjadi bukti tambahan bagi Komnas PA untuk Polisi.
"Kami berikan bukti informasi tambahan kepada penyidik," katanya kepada wartawan.
Informasi dimaksud adalah bahwa korban pernah mengadu ke sekolah tentang apa yang dialaminya, namun pihak sekolah tidak mengindahkan aduan itu.
"Pengaduan itu sudah lama, sebelum kasus ini dilaporkan ke polisi," jelasnya.
Dia juga menyerahkan 4 nama pengelola yang tidak mengindahkan aduan para korban tersebut.
"Mereka juga harus dipanggil dan diperiksa," terangnya.
Dia berharap polisi segera menaikan status kasus tersebut dari penyelidikan menjadi penyidikan, serta segera menetapkan tersangka dalam kasus ini.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko menyebut penyidik menerima 14 laporan dan 20 pengaduan dari saluran hotline yang disediakan Polda Jatim.
"Dari 14 laporan yang masuk yang diproses hanya 1 laporan, karena 13 laporan sisanya materinya sama," terang Gatot.
Akhir Mei lalu, Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mendampingi sejumlah korban melapor ke Mapolda Jatim.
Para korban melaporkan JE, pendiri sekaligus pimpinan SPI Kota Batu.