Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Apa Itu Vaksin Booster? Positif Meski Sudah Divaksin, Perlukah Vaksin Booster? IDI Jelaskan Hal Ini

pemberian suntikan dosis tambahan diklaim memberikan perlindungan maksimal untuk nakes yang sangat rentan terpapar Covid-19.

Fred TANNEAU / AFP
Seorang perawat menyiapkan jarum suntik vaksin Pfizer-BioNtech Covid-19 di pusat vaksinasi, di Garlan, Prancis barat, pada 31 Mei 2021. Prancis membuka vaksin Covid-19 hari ini untuk semua orang dewasa, seminggu sebelum Jerman, ketika Eropa berlomba untuk menghindari gelombang infeksi lain yang disebabkan oleh varian virus baru. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebagaimana diketahui, meski sudah divaksin, masih banyak yang terpapar Covid-19.

Kondisi ini tentu memunculkan pertanyaanya baru.

Apakah perluk vaksin penguat atau vaksin booster?

Terkait hal itu, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Slamet Budiarto menjelaskan hal ini.

Pemerintah perlu mempertimbangkan adanya pemberian dosis tambahan vaksin Covid-19.

Khusus bagi dokter dan tenaga kesehatan.

Alasannya, pemberian suntikan dosis tambahan diklaim memberikan perlindungan maksimal untuk nakes yang sangat rentan terpapar Covid-19.

"Ini untuk nakes ya. Karena kalau melihat fenomena yang sudah vaksin itu mereka terkena sakit dengan gejala sedang, berat, bahkan meninggal dunia.

Mungkin karena jumlah virus Covid-19 di rumah sakit jauh lebih tinggi daripada yang di luaran sana," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (30/6/2021).

Meski sampai saat ini, belum ada satupun vaksin Covid-19 yang menjamin 100 persen efektif terhadap virus corona, ia mengatakan ada sejumlah tenaga kesehatan mengalami sakit gejala Covid-19 dengan gejala sedang, berat, bahkan meninggal.

"Jumlah virus di RS itu banyak, sehingga mudah menular ke dokter atau nakes. Diperlukan suntikan booster sekali lagi untuk para dokter dan tenaga kesehatan.

Karena kalau jumlah bed-nya cukup tapi nakesnya sakit, tidak ada yang merawat.

Tapi untuk masyarakat cukup dua kali karena tidak di ruangan yang banyak virus," jelas dr.Slamet.

Terkait data pasti jumlah dokter ataupun tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 dengan derajat sedang hingga meninggal setelah mendapat vaksinasi, dr Slamet tidak menyebutkan detailnya.

"Itu setiap rumah sakit ada. Tapi IDI belum ada data (pastinya)," terang dia.\

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved