Arkeolog Dibikin Kagum dan Heran dengan Temuan Ribuan Makam Muslim Kuno, Tertata seperti Galaksi
Entah apa maksudnya, ribuan makam muslim kuno yang ditemukan arkeolog seperti sengaja ditata seperti galaksi. Apakah maksudnya
TRIBUNPEKANBARU.COM- Para arkeolog dibikin kagum dan heran dengan susunan ribuan makam kuno mulim yang tertata seperti galakzi.
Padahal makam-makam tersebut keberadaannya secara turun temurun dari bebrrapa generasi.
Namun makam seperti tersusun dengan bentuk yang sedemikian rupa hingga membentuk rangkaian galaksi.
Penelitian terkait dnegan temuan tersebut sulit dilkaukan karena tidak adanya sumber data kuno yang didapatkan.
Namun dari penelitian awal oleh para arkeolog jelas sekali terlihat susunan makam seperti galaksi.
Apakah memang disengaja dan apa maksudnya.
Baca juga: Angka Kematian Tinggi, Alat Berat Dikerahkan Menggali Lubang Makam Khusus Jenazah Covid-19 di Bogor
Baca juga: Petugas Sampai Tidur di Makam, Kelelahan Kuburkan Puluhan Jenazah Covid-19 Dalam Sehari
Ribuan makam Muslim kuno yang ditemukan di Sudan timur berpola unik, tertata seperti galaksi.
Cara penempatannya kemudian diuraikan menggunakan metode yang biasa digunakan untuk memetakan bintang dan galaksi.
Para arkeolog dari University of Naples L'Orientale dan Sudanese National Corporation for Antiquities and Museums, menggunakan citra satelit untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang berapa banyak makam yang ada dan bagaimana itu ditata.
Tim menerapkan model Cluster Neyman-Scott, yang dikembangkan untuk mempelajari pola spasial bintang, ke topografi di wilayah tersebut.
Mereka menemukan bahwa makam-makam itu disusun dalam pola seperti galaksi, dengan "makam induk suci" menjadi pusat yang dikelilingi kuburan lainnya, seperti matahari dan planet yang mengorbit.
Banyak struktur pemakaman, termasuk gundukan batu kuno yang disebut tumuli dan makam kubah Islam yang dikenal sebagai qubbas, diketahui ada di wilayah Kassala, Sudan.
Meskipun jelas makam dibangun dari generasi ke generasi dan mewakili budaya yang berbeda, lokasinya yang terpencil dan catatan sejarah yang terbatas membuatnya sulit untuk dipelajari.
"Kami menghadapi tantangan untuk menafsirkan penciptaan lanskap pemakaman dengan hampir tidak ada data arkeologi tradisional, tetapi (kami memiliki) kumpulan data yang cukup besar untuk dapat menghipotesiskan adanya proses kompleks baik pada skala regional maupun lokal," ujar penulis utama Stefano Costanzo, kepada Live Science, dikutip Kompas.com dari Daily Mail pada Jumat (9/7/2021).
"Dengan mata telanjang, jelas bahwa makam-makam yang berkerumun itu dikondisikan oleh lingkungan, tetapi makna yang lebih dalam mungkin tersirat dalam penataan ruangnya," terang Costanzo yang merupakan mahasiswa doktoral dalam arkeologi di University of Naples L'Orientale.
