Risma Amuk Petugas Dapur Umum di Bandung, Cari Toko Kompor Semua Pada Tutup Saat PPKM Darurat

Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengamuk ke petugas dapur umum lantaran kekurangan kompor di dapur umum Balai Wyataguna Kota Bandung

Kompas.com/Surya.co.id
Menteri Sosial Risma Marah Pegawai Kemensos di Bandung. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Bukan Bu Risma namanya bila tak menggebu-gebu kalau sedang marah.

Ia tak segan menghardik bawahannya yang bekerja tidak sesuai keinginan.

Kali ini, Menteri Sosial, Tri Rismaharini dikabarkan terpancing emosi saat melakukan agenda kerja di Bandung, Jawa Barat.

Mensos Risma tak kuasa menyembunyikan kemarahannya saat menyaksikan dapur umum di Balai Wyataguna, Kota Bandung, yang kekurangan kompor gas untuk memasak.

Setibanya di lokasi, mantan Walikota Surabaya itu langsung menegur sejumlah pegawai Kemensos yang kebetulan ada di sana.

"Kompor, mana lagi kompor? Kalau tak ada lagi biar saya yang carikan," ujar Risma sambil bergegas kembali ke mobilnya dan meminta diantar ke Jalan Bima untuk membeli kompor gas.

Diikuti sejumlah pegawai Kemensos yang masih terlihat kaget, rombongan Mensos pun meluncur ke Jalan Bima.

Mensos minta diantar ke Jalan Bima karena di sana memang terdapat banyak toko yang menjual berbagai peralatan rumah tangga, termasuk kompor gas.

Di jalan, rombongan Mensos sempat beberapa kali tertahan di titik-titik penyekatan.

Namun, polisi segera membuka barrier begitu tahu siapa yang hendak melintas.

Di Jalan Bima, Risma sempat turun dari mobilnya dan menuju toko yang ia duga menjual aneka kompor gas.

Namun, dugaannya keliru karena di sana ternyata hanya dijual beragam wajan.

Risma pun kembali lagi ke mobilnya dan mencari-cari sampai rombongan melewati Pasar Bima.

Namun, tetap tak berhasil karena hampir semua toko peralatan rumah tangga yang ada di sekitar Pasar Bima tutup selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

Gagal di Jalan Bima, rombongan kemudian mencari ke sekitar Pasar Baru.

Namun, lagi-lagi tak membuahkan hasil, hingga Risma pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke Balai Wyataguna,

dan memerintrahkan pegawai Kemensos untuk melanjutkan mencari ke Kantor Dinas Sosial di daerah se-Bandung Raya sampai dapat.

Risma mengatakan keberadaan kompor gas yang jumlahnya cukup di dapur umum Balai Wyataguna ini sangat penting karena banyaknya makanan yang harus dibuat di dapur umum ini setiap harinya selama PPKM darurat.

Setiap hari, kata Risma, dapur umum ini harus menyediakan 2.000 nasi kotak untuk dibagikan kepada para petugas seperti tenaga kesehatan, polisi, petugas Dishub, Satpol PP, hingga petugas makam se-Bandung Raya.

Risma meminta jajarannya untuk cepat tanggap mengenai berbagai permasalahan yang mungkin menghambat pekerjaan di dapur umum ini.

Dia juga meminta kepada pegawai di Balai Wyataguna untuk memahami kondisi yang kritis ini.

"Kalau saya melihat masih ada yang duduk-duduk manis di dalam kantor, saya pindahkan kalian semua ke Papua.

Saya enggak bisa pecat kalau enggak ada salah.

Tapi, saya bisa pindahkan. Jadi, tolong peka sedikit dengan keadaan," ujarnya.

Risma mengatakan sengaja datang ke Bandung untuk memastikan dapur umum berjalan dengan baik.

"Kami ingin bergerak seperti di Jakarta, yang menyasar tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit-rumah sakit.

Jadi, di Bandung pun kami akan evaluasi kesiapannya, mulai peralatan sampai dengan personel dan bahan-bahan makanannya," ujarnya.

Risma mengatakan dapur umum ini didirikan untuk memudahkan para petugas yang tengah berjaga di malam hari mendapatkan suplai makanan.

"Kami buka dapur umum dari Kemensos di Bogor, Yogyakarta, dan Bali," ujarnya.(nandri prilatama)

(TribunJabar.id)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved