PBNU Puji Prof Sarah Gilbert Penemu Vaksin AstraZeneca, Hatinya Mulia Karena Tak Mau Dapat Royalti

Berikut ini profil Prof Sarah Gilbert Penemu Vaksin AstraZeneca yang dapat pujian dari PBNU karena tolak rotalti

inews.co.uk
Prof Sarah Gilbert, penemu Vaksin AztraZeneca untuk melawan Virus Corona. Dia adalah guru besar Oxford University yang menolak menerima royalti atas karyanya yang menyelamatkan jutaan manusia tersebut. 

‎وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ
‎جَمِيعًا ۚ

"Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya."

Maka barang siapa yang menyelamatkan jiwa seorang manusia, maka pada hakekatnya dia telah menyelamatkan seluruh unat manusia. Hari ini kita sinau, belajar tentang makna kemanusiaan yang jauh lebih berharga dari sekadar menumpuk kekayaan harta dunia.

Salam hormatku untuk Sarah Gilbert.

Jakarta, 18 Juli 2021
Pukul 22.30 WIB

Helmy Faishal Zaini
(Menjelang wuquf Arafah, disela-sela stay at home, masih dalam pemberlakuan PPKM)

Terimakasih untuk sedekah video ini, kiai @yusufmansurnew

Sarah Gilbert Minta Prioritas Bantu Negara Lain

Kemuliaan hati Sarah Gilbert tercermin dalam jawaban dia ketika meminta agar AstraZeneca juga segera dikirim untuk vaksin di negara-negara lain.

Dia memprioritaskan vaksin AstraZeneca untuk orang dewasa di negara miskin, daripada digunakan untuk vaksin anak-anak di Inggris.

Inews.co.uk memberitakan, vaksinasi anak-anak terhadap Covid-19 seharusnya tidak menjadi prioritas sementara pandemi masih berkecamuk di negara-negara miskin, Dame Sarah Gilbert percaya.

Regulator Inggris akan melaporkan kembali apakah anak di bawah 18 tahun harus mendapatkan suntikan dalam beberapa bulan mendatang. Anak-anak jarang sakit parah akibat virus corona, tetapi dapat tertular dan menularkannya ke orang yang lebih rentan.

Ditanya apakah dia akan mendukung vaksinasi massal anak-anak di Inggris, Dame Sarah berkata: “Saya pikir itu lebih dari prioritas untuk mendapatkan dosis ke negara lain yang belum dapat memvaksinasi.

"Karena di mana virus menyebar tanpa hambatan di negara-negara itu, di situlah Anda memiliki risiko yang sangat kuat dari munculnya varian baru dan varian itu akan menyebar ke seluruh dunia."

Varian yang telah bermutasi menjadi lebih menular, atau untuk menghindari vaksin yang ada, lebih mungkin muncul pada populasi di mana virus beredar luas, seperti yang sebelumnya terjadi di Inggris, India, Brasil, dan Afrika Selatan.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved