PBNU Puji Prof Sarah Gilbert Penemu Vaksin AstraZeneca, Hatinya Mulia Karena Tak Mau Dapat Royalti

Berikut ini profil Prof Sarah Gilbert Penemu Vaksin AstraZeneca yang dapat pujian dari PBNU karena tolak rotalti

inews.co.uk
Prof Sarah Gilbert, penemu Vaksin AztraZeneca untuk melawan Virus Corona. Dia adalah guru besar Oxford University yang menolak menerima royalti atas karyanya yang menyelamatkan jutaan manusia tersebut. 

Orang Indonesia di Balik AstraZeneca

Nama Indra Rudiansyah seketika populer sejak pertengahan 2020. Ia disebut-sebut sebagai salah satu anak negeri yang ikut berkontribusi terhadap penelitian mengenai vaksin Covid-19 yang dilakukan Oxford University.

Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/1/2021), mahasiswa doktoral Program Medicine Oxford University tersebut mengamini hal itu.

Ia mengaku, keterlibatannya dalam penelitian dan pembuatan vaksin dilatarbelakangi oleh kurangnya tenaga penelitian.

“Di lab waktu itu sedang kekurangan orang dan penelitian terhadap Covid-19 ini kan membutuhkan orang yang banyak. Itu yang mendasari saya untuk sukarela dalam membantu pengembangan vaksin ini,” ujar Indra.

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (21/11/2021), vaksin virus corona yang dikembangkan Indra dan tim Universitas Oxford diklaim dapat membangun kekebalan pada orang tua.

Vaksin tersebut dikatakan terbukti memicu respons imun yang kuat pada orang dewasa sehat berusia 18-55 tahun.

Menurut para peneliti, respons kekebalan serupa juga muncul pada kelompok usia 55-69 tahun dan mereka yang berusia lebih dari 70 tahun. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

 Dalam prosesnya, studi dilakukan terhadap 560 orang dewasa yang sehat, termasuk 240 orang berusia di atas 70 tahun.

Hasilnya, vaksin lebih dapat ditoleransi pada orang yang lebih tua daripada orang dewasa muda.

Respons mengenai vaksinasi Saat ini, beberapa negara termasuk Indonesia telah melaksanakan proses vaksinasi.

Meski begitu, Indra mengingatkan agar masyarakat tidak abai, apalagi menganggap remeh virus corona.

“Jadi, sebenarnya vaksin yang ada sekarang ini (dan sudah mulai diberikan pada masyarakat) kan bisa dikatakan sebagai emergency used ya sehingga clinical trial itu masih terus berjalan. Pasien yang sudah divaksinasi akan terus dipantau. Menurut data yang diumumkan, (semua jenis) vaksin ini memiliki efektivitas hingga enam bulan,” jelas pemuda asal Bandung tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Indra juga sedikit memberikan pandangannya terhadap vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia.

Ia menyebut, vaksin Sinovac memang benar dapat melindungi seseorang dari gejala berat Covid-19 seperti halnya vaksin Oxford dan Pfizer. Hanya saja, belum menjamin seseorang kebal dan tidak akan terinfeksi.

“Bisa terhindar dari penyakit akibat virus corona. Meski begitu, (masyarakat) tetap harus waspada. Sebab, sampai saat ini belum ada data apakah semua vaksin bisa mencegah seseorang dari terinfeksi," tutur Indra.

Artinya, sambung Indra, seseorang yang divaksin masih bisa terinfeksi dan dapat menularkan ke orang lain.

Oleh karena itu, ia tak bisa memprediksikan kapan pandemi ini akan berakhir meskipun sudah ada vaksin.

Namun, bukan berarti masyarakat menjadi apatis dan pesimistis terhadap situasi sekarang.

Pasalnya, keberadaan vaksin saat ini setidaknya membantu masyarakat dalam meringankan gejala virus corona.

Selain itu, Indra juga mengingatkan kepada masyarakat Indonesia untuk tetap taat pada protokol kesehatan yang berlaku.

“Seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M). Itu tetap harus dilakukan. Lalu, sebisa mungkin sistem kesehatan nasional harus dijaga dengan baik agar rumah sakit tidak kolaps dan tidak menambah daftar korban yang ada,” ucap Indra.

Sebagai informasi, Indra Rudiansyah merupakan alumnus Beswan Djarum periode 2011-2012. Program beasiswa itu ia gunakan untuk menuntaskan pendidikan S1 di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan program studi Mikrobiologi.

Lulus dari ITB, Indra terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di perusahaan vaksin nasional, Biofarma.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul PROFIL Prof Sarah Gilbert Penemu Vaksin AstraZeneca Dipuji Sekjen PBNU karena Tolak Royalti

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved