Epidemiologi Minta PPKM Level 4 Di Pekanbaru Ditegakan Dengan Tegas
Menurutnya masih banyak warga yang masih mengabaikan protokol kesehatan menyebabkan kasus Covid-19 di Riau melonjak.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan menyarankan Satgas untuk menegakan PPKM Level 4 dengan tegas.
Menurutnya masih banyak warga yang masih mengabaikan protokol kesehatan menyebabkan kasus Covid-19 di Riau melonjak.
Banyak warga yang tidak pakai masker, kerumunan juga masih terjadi dimana-mana.
Pesta pernikahan, arisan, rapat-rapat, Mall, pasar juga masih ramai terjadi kerumunan.
"Karena itu PPKM level 4 di Pekanbaru harus didukung dan ditegakkan dengan tegas," ujar dr Wildan Asfan Hasibuan, Selasa (27/7/2021).
Banyaknya masyarakat Riau yang melakukan mobilisasi ke luar daerah juga menjadi penyebab.
"Kasus meningkat belakangan ini kuat dugaan sebagai imbas meningkatkannya kasus di Jawa, dan mobilitas warga Riau ke Jawa yang cukup tinggi," katanya.
Selain itu ia juga meminta agar pemerintah meningkatkan tracing dan testing.
"Kami juga mendorong upaya pemerintah daerah agar isolasi mandiri di rumah bisa dikurangi dengan memperbanyak tempat isolasi bagi penderita tidak bergejala dan gejala ringan," katanya.
Penambahan pasien terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Riau pada Selasa (27/7/2021) mencapai 1. 428 kasus.
Sementara pasian yang sembuh sebanyak 661 orang.
Sedangkan pasien yang meninggal dunia mencapai 35 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, mengungkapkan, lonjakan penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 di Riau terjadi karena masih rendahnya masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan (Prokes).
"Masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Meskipun PPKM mikro diberlakukan, masih saja masyarakat abai, masih banyak masyarakat yang berkerumun tanpa menggunakan masker,” katanya.
Selain itu, Mimi mengungkapkan, lonjakan kasus Covid-19 di Riau juga terjadi karena adanya peningkatan jumlah sampel yang diperiksa.
Hal ini dilakukan untuk melacak Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berkontak erat dengan pasien Covid-19.
"Sample yang diperiksa labor kita rata-rata diatas 2000-3000-an sehari dengan jumlah terakhir kemarin mencapai sebanyak 2.818 sampel," katanya. (*)
