KISAH Tukang Peti Mati Pada Masa Pandemi Covid-19 di Pekanbaru, Ini yang Dirasakan Panjaitan
Kisah ini Kisah yang beda dari biasanya, karena ini Kisah tukang peti mati pada masa pandemi Covid-19
Penulis: Alex | Editor: Nolpitos Hendri
Sementara itu, pekerja peti mati Panjaitan, Bernard yang juga merupakan keponakan Panjaitan mengatakan, jumlah orderan memang meningkat cukup banyak pada masa pandemi ini.
Biasanya dikatakannya jumlah pemesanan peti mati rata-rata 3 sampai 4 dalam 1 minggu.
Namun dalam masa pandemi Cvid-19 ini ada sekitar 4 bahkan 5 peti mati yang keluar dalam sehari.
"Kita sampai kewalahan menerima orderan karena jumlahnya memang cukup banyak," kata Bernard kepada Tribun disela-sela pekerjaannya.
Untuk jenis dan harga dikatakan Bernard ada 3 pilihan, mulai dari yang premium dengan ukiran pahat dengan harga Rp 3,5 juta,
kemudian yang kedua dengan ukiran tempel dengan harga Rp 2,5 juta,
kemudian yang ketiga adalah yang polos dengan harga Rp 1,5 juta.
"Kalau untuk pasien Covid-19 meninggal dunia biasanya yang dipesan adalah yang polos.
Kalau pengantarannya tidak terlalu jauh kita bisa kasih harga Rp 1,5 juta, dan untuk warna bisa dipilih oleh pemesan," ujarnya.
Pada satu sisi, pandemi Covid-19 mendatangkan banyaknya permintaan terhadap usahanya yakni peti mati.
Namun Bernard maupun Panjaitan berharap agar pandemi Covid-19 bisa segera berakhir, karena memiliki banyak dampak lainnya kepada masyarakat.
"Kita berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan kita juga berharap agar usaha ini juga terus lancar ke depannya," tuturnya. (Tribunpekanbaru.com/Alexander)
