MENGUAK Alasan Pemerintah Menghapus Indikator Kematian Covid-19: Tuai Pro & Kontra
Pria yang akrab dengan sapaan Dokter Tirta ini melontarkan kritikan lewat akun Twitter-nya, @tirta_hudhi, Selasa (10/8/2021).
"Karena kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian," kata Jodi, Selasa (10/8/2021), dikutip Kompas.com.
Jodi melanjutkan, banyak angka kematian masih bertumpuk-tumpuk alias masih proses dicicil pelaporannya.
Imbasnya, pelaporan angka kematian pun menjadi terlambat.
Maka dari itu, hal tersebut mengakibatkan distorsi atau biasa pada analisis pandemi yang berujung pada kesulitan menilai perkembangan situasi Covid-19 di daerah.
Dikatakannya, jika data yang diperbaikI sudah akurat, angka kematian akan kembali masuk sebagai indikator penentuan level PPKM.
"Kita sedang clean up data, kita menurunkan tim khusus untuk ini."
"Nanti kita akan include indikator kematian ini jika data sudah rapih," ujarnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)(Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/petugas-penggali-kubur-saat-pemakaman-korban-covid-19.jpg)