Afghanistan Mulai Perang Saudara, Kontak Tembak di Lembah Panjshir, 7 Tentara Taliban Tewas
Pasukan talibak KO di lembah Panjshir Aghanistan usai kontak tembak dengan pejuang dan milisi Afghanistan.
Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pasukan talibak KO di lembah Panjshir Aghanistan usai kontak tembak dengan pejuang dan milisi Afghanistan.
Sedikitnya tujhu orang pasukan Taliban tewas dalam bentrokan itu.
Diberitakan Rusia Today, Rabu (1/9/2021), Taliban bentrok dengan pejuang perlawanan dari lembah Panjshir di tengah upaya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan membentuk pemerintahan.
Pada hari Selasa, perwakilan dari milisi anti-Taliban, Front Perlawanan Nasional (NRF), mengklaim bahwa pasukan Taliban telah dipukul mundur setelah mencoba memasuki lembah Panjshir.
Kawasan ini satu-satunya dari 34 provinsi di Afghanistan yang sepenuhnya berada di luar kendali Taliban.
Titik paling barat daya provinsi ini terletak hanya 50 mil di utara Kabul.
Pertempuran terjadi di pintu masuk barat ke lembah setelah Taliban berusaha bergerak melawan posisi NRF Senin malam, kata Fahim Dashti, juru bicara milisi yang setia kepada pemimpin lokal Ahmad Massoud.
Dia menambahkan bahwa delapan pejuang Taliban tewas, dan jumlah yang sama terluka, menurut Reuters, sementara NRF hanya mengalami dua cedera.
Anggota lain dari gerakan perlawanan, Bismillah Mohammadi, yang menjabat sebagai menteri di bawah Presiden Ashraf Ghani yang digulingkan, menyebutkan jumlah anggota Taliban yang tewas adalah tujuh orang.
"Tadi malam, Taliban menyerang Panjshir, tetapi dikalahkan dengan 7 orang tewas dan beberapa terluka. Orang-orang kami tidak perlu khawatir ... tanah air ini akan dibebaskan," cuitnya di Twitter.
Taliban belum mengomentari kerugian karena penguasa baru Afghanistan dilaporkan terus mencari penyelesaian yang dinegosiasikan ketika mencoba untuk membentuk pemerintahan di Kabul.
Ali Nazary, kepala hubungan luar negeri untuk NRF, mengatakan kelompok itu tidak tertarik dengan proposal Taliban karena jauh dari tuntutan mereka.
"Masalahnya adalah mereka tidak mau membuat konsesi apa pun. Dan kami tidak mau menerima segala jenis sistem politik yang tidak inklusif," kata Nazary seperti dikutip The Wall Street Journal.
Pemimpin lokal Ahmad Massoud Massoud adalah putra komandan mujahidin terkenal Ahmad Shah Massoud, yang menahan kemajuan Soviet empat dekade lalu.
NRF mengklaim memiliki kekuatan beberapa ribu orang, dan tambahan sisa-sisa personel Angkatan Darat Afghanistan.
