Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Beginilah Reaksi Amerika Serikat usai Taliban Umumkan Pejabat Pemerintahan Afganistan yang Baru

Amerika Serikat langsung bereaksi setelah Taliban umumkan struktur pejabat negara Emirat Islam Afghanistan yang baru

Editor: Budi Rahmat
WAKIL KOHSAR / AFP
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid (tengah, memegang selendang) didampingi oleh para pejabat untuk berpidato di konferensi media di bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Beginilah reaksi Amerika Serikat setelah Taliban umumkan susunan pemerintahan Afganistan yang baru.

Afganistan yang kini berganti nama menjadi Emirat Islam Afghanistan tersebut sudah mengumumkan pejabat-pejabat yang mengisi struktur kepemimpinan.

Pengumuman nama-nama pejabat yang mengisi jabatan di pemerintahan tersebut tidak luput dari penilaian AS.

Seperti sudah bisa ditebak, beberapa nama yang masuk dalam jabatan penting merupakan veteran dan militan Taliban yang sudah punya nama.

Baca juga: MENGUAK Alasan Taliban Melarang Perempuan Terlibat pada Bidang Olahraga

Bahkan mereka disebut sudah snaga dikenal di kalangan internasional.Bukan karena prestasi yang dibuat, namun lebih kepada sisi kemanusiaannya.

Sebeb beberapa nama yang masuk dalam daftar pejabat negara Afganistan yang baru adalah mereka yang bermasalah dalam hal kejahatan manusia.

Kenyataan itulah yang memantik banyak perhatian dari negara Internasional. Tidak terkecuali Amerika Serikat.

Terkait dengan nama-nama yang masuk dalam pejabat yang baru beginilah reaksi AS

Taliban telah mengeluarkan sejumlah nama yang akan mengisi posisi jabatan tertinggi dalam pemerintahan baru di Afghanistan.

Meski begitu, nama-nama yang diumumkan untuk memimpin negara baru yang disebut Taliban sebagai Emirat Islam Afghanistan itu menuai kontroversi masyarakat dunia.

Pasalnya, terdapat sejumlah nama veteran Taliban yang masuk daftar hitam PBB. Salah satunya adalah Mullah Mohammad Hassan Akhund, yang kini ditunjuk sebagai Perdana Menteri.

Hassan sebelumnya menjabat sebagai menteri senior ketika rezim Taliban menguasai Afghanistan di tahun 1990 dengan brutal dan represif.

Selain itu, Taliban tidak menunjukan adanya itikad untuk mewujudkan janjinya membentuk pemerintahan yang inklusif dan mewakili setiap etnis di negara tersebut.

Posisi-posisi tertinggi kini diisi oleh para tokoh kunci Taliban dan jaringan Haqqani — divisi Taliban yang dikenal kerap melancarkan serangan mematikan.

Baca juga: Ngaku ke Amerika Serikat akan Perang sampai Mati, Ashraf Ghani Ternyata Kabur saat Taliban Datang

Tidak satu pun dari nama-nama yang ditunjuk untuk memimpin pemerintahan baru itu adalah perempuan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved