Kisah Hidup Penjual Nasi Barokah di Pekanbaru, Untungnya Tak Banyak Tapi Berkahnya Sangat Terasa
Kali ini kami persembahkan sebuah feature tentang Kisah Hidup seorang penjual nasi barokah, untungnya tak banyak tapi berkahnya sangat terasa
Penulis: Alex | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kali ini kami persembahkan sebuah feature tentang Kisah Hidup seorang penjual nasi barokah, untungnya tak banyak tapi berkahnya sangat terasa.
Kisah Hidup penjual nasi barokah di Pekanbaru ini bermula saat waktu subuh belum lama usai.
Tokoh dalam Kisah Hidup penjual nasi barokah di Pekanbaru ini adalah Zulhairi.
Zulhairi adalah seorang pria paruh baya, saat Subuh usai, ia sudah sampai di pinggir Jalan HR Soebrantas Pekanbaru membawa nasi bungkus sebanyak hampir 200 buah untuk dijual.
Ia menjual nasi bungkus dengan harga Rp 5 ribu perbungkusnya.
Nasi barokah namanya, nasi itu ia jejer di atas meja.
Belum lama ia berdiri di sana, pelanggan tampak datang tiap sebentar, silih berganti.
Pria yang akrab dengan nama Herry ini kemudian tampak sibuk melayani pelanggannya.
Mereka yang belanja tampak dari berbagai kalangan.
Kebanyakan adalah warga yang bekerja sebagai buruh harian, tukang bersih jalan, namun ada juga sempat tampak sejumlah mobil tergolong dari orang berada berhenti untuk belanja nasi barokah.
"Nah, kalau yang pakai mobil itu adalah untuk sedekah bagi mereka, dan akan dibagikan nantinya.
Apalagi setiap Jumat ini, saya sengaja memang buat lebihkan, karena biasanya banyak yang beli untuk sedekah dan dibagikan," kata Herry saat berbincang dengan Tribun disela-sela jualannya, Jumat (17/9/2021).
Jualan nasi barokah tersebut tampak sangat laris manis. Pelanggan yang datang langsung pesan lalu langsung beranjak.
Tampaknya sudah memiliki langganan tetap.
Tak jarang sebelum pukul 08.00 pagi jualan nasi barokah tersebut sudah ludes.
