Sekolah di Pekanbaru yang Kedapatan Abai Prokes Hanya Diberi Teguran
Sekolah di Pekanbaru yang kedapatan mengabaikan Prokes sehingga terjadi kerumunan peserta didik saat pulang hanya dberi teguran.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sekolah di Pekanbaru yang kedapatan mengabaikan Prokes sehingga terjadi kerumunan peserta didik saat pulang hanya dberi teguran.
Tim pengawas Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru hanya memberi surat teguran kepada sekolah yang abai terhadap kerumunan peserta didik saat pulang sekolah.
Mereka mengingatkan pihak sekolah agar mengatur teknis kepulangan peserta didik.
Mereka yang pulang sekolah harus keluar kelas secara terpisah usai pembelajaran tatap muka. Peserta didik keluar secara bergiliran untuk mencegah terjadinya kerumunan.
"Mestinya ada pengaturan alur peserta didik saat pulang," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (24/10/2021) sore.
Menurutnya, ada satu SD negeri kedapatan longgar penerapan protokol kesehatannya. Ia tidak merinci sekolah itu secara spesifik namun tim pengawasan sudah memberi teguran ke pihak sekolah.
"Sesuai evaluasi dan pengawasan tim, memang ada di satu SD negeri itu agak longgar, namun tidak fatal. Tapi berpotensi untuk menyebarkan Covid-19," ujarnya.
Ismardi menilai longgarnya penerapan protokol kesehatan saat peserta didik pulang adalah kelalaian dari tim satgas di sekolah. Mereka mestinya tidak membiarkan peserta didik pulang begitu saja.
Tim satgas sekolah mesti ikut mengatur alur peserta didik saat pulang sekolah. Mereka juga menempatkan satu guru saja mengatur anak-anak yang pulang sekolah.
Padahal saat pulang mestinya ada beberapa guru yang menjadi satgas untuk mengawasi peserta didik pulang sekolah. Pihak sekolah mengaku sudah menempatkan dua guru mengawasi peserta didik untuk pulang.
"Tapi saat di lapangan cuma satu guru, sedangkan satu guru lagi di toilet. Maka kita ingatkan tambah lagi guru sebagai satgas di sekolah," paparnya.
Ismardi menyebut bahwa sekolah mesti mengoptimalkan tim satgas di sekolah. Mereka harus menambah jumlah guru yang menjadi anggota satgas untuk mengawasi alur kepulangan peserta didik.
Mereka juga harus memastikan peserta didik menjaga jarak selama menanti jemputan. Para peserta didik juga harus punya jalur masuk dan keluar yang berbeda.
"Kita sudah beri peringatan ke sekolah agar jangan abaikan prokes," ulasnya.
Sekolah tidak boleh abai terhadap penerapan protokol kesehatan. Mereka yang abai bakal mendapat sanksi dari dinas sehingga menjadi catatan dari dinas pendidikan.
Ismardi mengatakan bahwa sekolah harus menyiagakan beberapa orang guru sebagai tim satgas sekolah. Mereka membantu mengawasi penerapan protokol kesehatan di sekolah.
Dirinya menegaskan bahwa saat ini situasi pembelajaran tatap muka terbatas masih terkendali. Ia memastikan tidak ada guru atau peserta didik yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Mayoritas sekolah negeri tingkat SD dan SMP sudah menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas dengan penambahan durasi menjadi empat jam. Sedangkan sejumlah sekolah swasta masih belum menambah durasi.
Sekolah yang bisa menggelar belajar satu sesi bisa menambah durasi jadi empat jam. Namun sekolah yang dua sesi belajar disarankan tetap tiga jam belajar.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-virus-corona-122.jpg)