Bintik Merah Selebar 16 KM dan Badai di Planet Jupiter Mengejutkan Ilmuwan NASA
Planet Jupiter ternyata memiliki bintik merah besar dan badai siklon di kutub planet terbesar di tata surya tersebut.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Para ilmuwan NASA mengungkapkan penemuan yang mengejutkan di planet Jupiter.
Temuan tersebut yaitu tentang Bintik Merah Besar planet terbesar di tata surya tersebut.
Selain itu, ilmuwan juga menemukan badai siklon yang berputar-putar di kutub.
Temuan tersebut diungkap oleh ilmuwan dalam konferensi pers NASA pada hari Kamis (29/10/2021).
Bintik Merah Besar dianggap sebagai badai berbentuk "pancake" datar.
Dilansir dari CNN, Scott Bolton, peneliti utama misi Juno NASA dan direktur divisi sains dan teknik luar angkasa di Southwest Research Institute di San Antonio mengatakan, temuan itu berlangsung lama.
Namun mereka tidak mengetahui seberapa dalam atau bagaimana itu benar-benar bekerja.
Pada bulan Februari dan Juli 2019, pesawat ruang angkasa NASA Juno terbang langsung di atas Bintik Merah Besar, yang lebarnya sekitar 10.000 mil (16.000 kilometer) untuk mengetahui seberapa dalam pusaran itu meluas di bawah puncak awan yang terlihat.
Dua makalah yang diterbitkan Kamis di jurnal Science telah merinci apa yang ditemukan Juno.
Para ilmuwan percaya kedalaman badai dan lapisan cuaca planet akan terbatas pada kedalaman di mana sinar matahari dapat menembus atau air dan amonia diperkirakan akan mengembun - tingkat awan planet.
Namun, badai itu bukan fitur meteorologi yang dangkal, para peneliti menemukan.
Radiometer gelombang mikro di Juno memberi para ilmuwan pandangan tiga dimensi di planet ini.
Mereka menemukan bahwa Bintik Merah Besar memiliki kedalaman antara 124 mil (200 kilometer) dan 311 mil (500 kilometer), meluas jauh lebih dalam ke raksasa gas daripada yang diperkirakan.
"Bintik Merah Besar berada jauh di dalam Jupiter seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional berada jauh di atas kepala kita," kata Marzia Parisi, ilmuwan peneliti di NASA Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California.
Bintik Merah Besar berakar dalam, tetapi tim menemukan itu masih lebih dangkal daripada jet zona yang menggerakkan badai, yang meluas hingga kedalaman mendekati 1.864 mil (3.000 kilometer).
Sementara badai mengamuk, ukuran tempat itu menyusut.
Pada tahun 1979, itu dua kali diameter Bumi. Sejak itu, tempat itu menyusut setidaknya sepertiga.(Tribunpekanbaru.com)
