Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Lapor Pak Gubernur Riau, Atlet PON Sudah Dapat Bonus, Kapan Giliran Pelatih yang Tak Berangkat Pak?

Saat PON XX Papua posisi Riau berada di rangking 8 nasional, tertinggi di Sumatera. Namun sayang ada para pelatih yang telah berjasa tak dapat bonus.

Penulis: Mayonal Putra | Editor: CandraDani
PON 2021
PON Papua, PON 2021 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Pak Gubernur Riau, kenapa pelatih yang tidak dapat berangkat ke Papua dalam rangka Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tidak diberikan bonus?

Padahal pelatih -pelatih itu juga ikut mempersiapkan atlet-atletnya sejak setahun sebelum PON dan Training Center (TC) sebulan penuh sebelum PON dimulai.

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua memang telah berlalu.

Iven olahraga nomor wahid di Indonesia tersebut telah berlangsung pada 2-15 Oktober 2021 lalu, namun harapan mendapatkan bonus bagi atlet berprestasi dan pelatihnya belumlah tuntas.

Selain itu, banyak pula pelatih dan asisten pelatih dari Cabor yang atletnya mendapatkan medali tidak tercatat sebagai penerima bonus.

Mereka adalah pelatih dan asisten pelatih yang tidak dapat berangkat ke arena PON XX Papua berlangsung.

Tetapi, merekalah yang mempersiapkan atletnya sejak setahun silam dan all out selama TC sebelum jadwal keberangkatan ke Papua tiba.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau justru menandai nama mereka yang tak berangkat dengan tinta hijau di dalam SK.

Prestasi Kontingen Riau cukup mentereng pada PON XX Papua itu.

Riau berhasil berada di posisi 8 secara nasional dan merupakan provinsi peraih medali terbanyak untuk kawasan Sumatera.

Kontingen Riau mengutus 176 atlet dari 29 Cabang Olahraga (Cabor).

Jumlah pelatih dan asisten pelatih yang ada di SK KONI sebanyak 74 orang.

Dari 74 orang pelatih dan asisten pelatih itu hanya 56 orang pelatih yang berangkat ke Tanah Papua.

Tak Ke Papua karena Ingin Hemat Biaya

Sebanyak 18 orang pelatih dan asisten pelatih tidak bisa berangkat dengan berbagai kendala.

Seperti menghemat biaya untuk Cabornya, dan urusan lain yang juga penting di kampung halaman.

Padahal 18 orang pelatih ini juga bertungkus lumus untuk melatih atletnya supaya tampil cemerlang di panggung PON XX Papua sejak setahun silam.

Dari 29 Cabor yang berangkat ke Papua, sebanyak 21 Cabor berhasil membawa pulang medali emas, perak dan perunggu.

Namun demikian, Cabor yang belum berhasil meraih medali tetap harus dibanggakan, karena telah bertarung habis-habisan di gelanggang PON demi menjunjung tinggi marwah Riau.

Gubernur Riau Syamsuar akan memberikan bonus untuk atlet yang meraih perunggu.

Sedangkan untuk pelatihnya yang berangkat juga akan mendapat bonus itu.

Namun para pelatih yang tidak dapat berangkat meski Cabornya meraih medali, tidak dianggap berhak menerima bonus.

Tribunpekanbaru.com mencoba mengulik perihal ini. Setidaknya Cabor Panahan menyumbang 2 medali, yakni 1 emas dan 1 perunggu.

Cabor ini hanya menurunkan 4 atlet dan dua di antaranya menyumbang medali.

Pelatih official pada Cabor ini hanya 2 nama, namun satu orang tidak dapat berangkat.

Pelatih yang tidak berangkat ini bernama Siswanto, sekaligus Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Riau.

“Saya memang tidak dapat berangkat, karena ada alasan yang mustahak waktu itu. Jadi dari Cabor kami hanya satu pelatih yang berangkat,” kata Siswanto saat diwawancarai Tribunpekanbaru.com, Senin (29/11/2021).

Meski demikian, ia merasa amat bersyukur dan bangga sebab atletnya membawa pulang dua medali.

Meraih dua medali itu baginya sudah melampaui ekspektasi dari Cabor panahan tersebut.

“Meskipun tidak dapat berangkat, saya sudah ikut melatih dan mempersiapkan altlet sejak setahun lalu. Saya juga full pada saat TC selama sebulan sebelum keberangkatan kontingen Riau ke Papua,” kata dia.

Saat ditanya apakah atletnya yang meraih medali dan pelatih akan mendapat bonus dari Pemprov Riau?

Ia menjawab, atlet peraih medali dan pelatih yang berangkat akan dapat bonus, sedangkan dirinya sendiri tidak diperhitungkan untuk menerima bonus.

“Dari Cabor manapun yang berprestasi, bagi pelatih yang tidak berangkat memang tidak dapat bonus dari pemerintah provinsi Bang, bukan saya saja kayaknya,” kata Siswanto.

Tribunpekanbaru.com mencoba bertanya, apakah itu sudah adil baginya?

Siswanto sempat terdiam sejenak dan tidak mau menjawabnya. Ia hanya mengulangi bahwa ia ikut aktif dan all out dalam persiapan atlet. Bedanya, ia tidak dapat berangkat ke Papua.

“Ya, gimana ya. Khawatirnya saya menjawab ini nanti orang salah persepsi bahwa seakan -akan saya memperjuangkan diri sendiri. Pelatih lain yang tidak berangkat dan Cabornya juga berprestasi kan bukan saya saja, Bang,” kata Siswanto.

“Saya pikir, wartawanlah yang bisa menalarkannya secara rasional, patut tidak kami yang tidak berangkat ini dapat bonus, karena atlet yang ikut kami bina meraih prestasi. Jangan dari kaminya yang menuntut itu, tidak elegan sama sekali,” tambah dia.

Ia mengatakan, pantas tidak pantas mendapatkan bonus bagi pelatih yang tidak berangkat seharusnya dipikirkan oleh yang akan memberi bonus.

Alasannya, pihaknya akan tetap fokus membina atlet untuk meraih prestasi -prestasi berikutnya.

“Kalau ditanyakan apa harapannya kepada saya, tentu saja saya menjawab agar pelatih yang tidak berangkat namun ikut berkontribusi untuk persiapan juga harusnya diberi bonus. Mungkin lebih tinggi bagi yang berangkat, dan itu proporsional. Ini saya katakan bukan untuk diri saya sendiri, mungkin untuk ke depannya, sebab pelatih tetap bertungkus lumus dalam rangka menggembleng para atletnya untuk sebuah prestasi,” kata dia. (Tribunpekanbaru.com/mayonal putra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved