Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ada Klaster Sekolah di Pekanbaru, Ahli Epidemiologi Prediksi Varian Omicron Sudah Ada di Indonesia

Merujuk peningkatan kasus Covid-19 ini, Tim satgas penanganan covid-19 bakal mengevaluasi pelaksanaan PPKM level 1 di Kota Pekanbaru.

TRIBUNPEKANBARU.COM/FERNANDO SIKUMBANG
Ambulans masuk ke dalam areal Abdurab Islamic School, Jalan Bakti, Kota Pekanbaru. Dua gedung sekolah terpadu ini menjadi tempat isolasi bagi pasien kontak erat klaster sekolah tersebut. Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Beberapa waktu lalu, Kota Pekanbaru digemparkan dengan munculnya klaster sekolah di Abdurrab Islamic School (AIS).

Berdasarkan data yang dihimpun tribunpekanbaru.com, kasus aktif yang terdata sampai saat ini mencapai 141 kasus.

Dengan demikian ada kenaikan sebanyak 119 kasus selama dua pekan PPKM level 1.

Merujuk peningkatan kasus Covid-19 ini, Tim satgas penanganan covid-19 bakal mengevaluasi pelaksanaan PPKM level 1 di Kota Pekanbaru.

Sebab, penerapan PPKM Level 1 akan berakhir hari ini, Senin (6/12/2021).

"Kita rencanakan Selasa pagi evaluasi, menanti arahan tim satgas nasional pada Senin malam," jelas Asisten I Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru, Syoffaizal kepada Tribunpekanbaru.com.

Menurutnya, tim juga membahas persiapan pengamanan natal dan tahun baru. Ada upaya mencegah penyebaran covid-19 pada akhir tahun ini..

Oleh sebab itu, dihimbau kepada semua pihak agar tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).

Mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak untuk mencegah penularan virus corona.

Sementara itu, Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman memprediksi jika varian Omicron telah ada di Indonesia.

"Saya sih prediksi sih sudah. Itu gak aneh. Karena apa, ibaratnya kita ini mau menyaring kan harus disaring dengan kemampuan survelens genomic.

Bicara varian bukan tes PCR tapi juga survelens genomic," ungkapnya pada acara talkshow secara virtual, Senin (6/12/2021).

Indonesia kata Dicky saat ini masih tertinggal dari segi survelens genomic.

Saat ini Indonesia masih memiliki angka di 0,2 persen dari persentasi total kasus Covid-19.

Artinya, kata Dicky tidaklah mengherankan jika sudah ada 40 negara yang telah dimasuki varian ini.

Negara tersebut telah memiliki survelen genomic di atas Indonesia.

"Ini masalah waktu saja. Kalau pun sudah ditemukan gak usah panik juga. Sekali lagi yang penting, strategi sudah punya. Tinggal melakukan," kata Dicky lagi.

( Tribunpekanbaru.com / Firmauli Sihaloho )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved