Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Ibukota Kampar Jadi Langganan Banjir, Dinas PUPR Sebut Sistem Drainase Saat Ini Tak Relevan Lagi

Kepala Dinas PUPR Kampar Afdal tak ingin hujan dijadikan alasan penyebab banjir. Menurutnya banjir ada pada sistem drainase yang mesti dibenahi.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: CandraDani
tribunpekanbaru.com/fernandoshimbing
Seorang warga melintas di tengah banjir yang melanda Kecamatan Bangkinang Kota, Kampar, Riau, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Bangkinang Kota sebagai Ibukota Kampar kerap dilanda banjir. Tak jarang hujan lebat mengakibatkan genangan yang merendam rumah warga. Seperti yang terjadi pada Rabu (15/12/2021) malam.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kampar, Afdal tak menampik kondisi ini.

Ia mengklaim, pihaknya sudah melakukan beberapa upaya untuk menyelesaikan persoalan banjir di ibukota.

"Upaya kita menyelesaikan masalah banjir tidak bisa sebentar. Butuh waktu lama," kata Afdal kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (16/12/2021).

Menurut Afdal, faktor utama penyebab banjir memang karena intensitas hujan yang cukup tinggi belakangan ini.

Tetapi, kata dia, faktor ini tidak lantas dapat dikambinghitamkan.

Oleh karenanya perlu langkah mencari solusinya.

Ia mengakui adanya masalah pada sistem drainase di Bangkinang Kota.

Ia mengatakan, sistem drainase yang dibangun sejak puluhan tahun silam tidak lagi relevan dengan kondisi perkotaan saat ini.

Afdal menjelaskan, sistem drainase dibangun saat bangunan masih sedikit dan area tangkapan air masih luas.

Dahulu, kata dia, perbukitan dengan vegetasi yang rapat masih efektif menjadi area tangkapan air.

Tetapi sekarang, vegetasi sudah berganti menjadi bangunan yang mengakibatkan debit air dari daerah hulu meningkat.

Saat debit air dari hulu meningkat, sambung dia, lebar drainase di hilir masih sempit.

Sehingga tak mampu menampung limpahan air dari hulu.

Penyebab lain adalah drainase tersumbat oleh sampah.

Ia mengatakan, Dinas PUPR akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk membersihkan drainase.

"Faktor lainnya, adalah perilaku. Informasi dari anggota di lokasi (banjir) ditemukan banyak potongan kayu di drainase," ungkanya.

Afdal mengatakan, Pemkab Kampar sudah memulai upaya pengendalian banjir.

Melalui Dinas PUPR, pemerintah sudah memperlebar dua drainase di Bangkinang Kota.

Ia mengakui masih saja terjadi banjir, tetapi air lebih cepat surut dari sebelumnya.

Menurut Afdal, perbaikan sistem drainase sempat menjadi opsi langkah yang akan diambil.

Tetapi setelah dikaji secara mendalam, langkah ini hanya akan memindahkan titik banjir.

langkah paling tepat yang harus dilakukan adalah dengan membangun short cut.

Yakni, meluruskan alur Sungai Kampar di Bangkinang Kota.

Afdal menjelaskan, Dinas PUPR sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mengerjakan short cut. Ia mengklaim BBWS sudah setuju.

"Ada tiga short cut yang mau dibangun. Kita diminta mengurus pembebasan lahan," ungkap Afdal.

Ia mengatakan, short cut sebagai sistem pembuangan ke Sungai Kampar di sisi hilir akan memperlancar saluran drainase di hulu.

Sehingga limpahan debit air ke drainase saat hujan turun tidak sampai menyebabkan banjir. (Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved