Sopir Bus TMP Mogok Beroperasi
Manajemen TMP Tak Kunjung Beri Kepastian Bayar Gaji, Pramudi Bus Ancam Kamis Mogok Lagi
Para pramudi bus TMP berencana mogok kembali Kamis besok jika manajemen tak kunjung melakunan pembayaran gaji mereka yang tertunggak 3 bulan
Penulis: Fernando | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ismet Arianto memegang stir sembari melihat ke sekitarnya, Rabu (26/1).
Pria berseragam warna putih itu dengan sabar menanti penumpang bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) di depan halte RS Awal Bros, Jalan Jendral Sudirman.
Pria 45 tahun itu mengaku tetap bekerja hari ini walaupun manajemen PT Trans Pekanbaru Madani (TPM) belum membayarkan gajinya selama hampir tiga bulan ini.
Ismet menuturkan Ia akan tetap bekerja sembari menanti itikad dari manajemen pengelola bus TMP.
"Kami hanya meminta hak kami sudah hampir tiga bulan, sejak november lah," terang pramudi bus TMP itu kepada Tribun Pekanbaru, Rabu.
Pria 45 tahun itu bersama puluhan rekannya masih menanti gaji dari manajemen setelah menggelar aksi mogok selama enam hari.
Baca juga: Soal Bus TMP Mogok Beroperasi Selama Hampir Satu Pekan, Direktur PT TPM Bungkam
Baca juga: Calon Penumpang Menunggu di Halte Hingga Satu Jam Tak Tahu Bus TMP Sudah Mogok Enam Hari
Para pramudi, menurut Ismed, mengancam kembali mogok bila memang manajemen tidak kunjung membayarkan gaji.
"Kalau tidak kami demo lagi Kamis, apa mau diisi perut lagi. Cacing dah begini gini di perut ha," ujarnya sembari memegang perutnya.
Manajemen hingga Rabu belum kunjung memberi kepastian terkait pembayaran gaji yang menunggak. Satu bulan saja gaji pramudi bus TMP itu mencapai Rp 3 juta lebih.
Dirinya setiap hari mengemudikan bus TMP selama delapan jam sehari. Ia mengemudikannya mulai dinihari sekitar pukul 05.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
Ayah dua anak itu mengaku pusing memikirkan uang sekolah anak dan makan sehari-hari. Namun ia beruntung membuka usaha kecil-kecilan di rumah untuk menopang ekonomi keluarga.
"Kalau tidak buka usaha lain, mana bisa. Namun tetap kita minta segera bayarkan," ujarnya.
Dirinya mengaku sangat bergantung pada gaji sebagai pramudi. Apalagi ia sudah puluhan tahun mengemudikan bus di Kota Pekanbaru sehingga gaji sebagai penopang ekonomi keluarga.
Ismet pun sepakat kembali mogok kerja bersama puluhan pramudi bus TMP lainnya untuk kembali menggelar aksi bila gaji tidak kunjung dibayar. Ada ratusan rekannya sebagai awak bus menanti kepastian manajemen untuk membayarkan gaji.
Pria tersebut mengaku kecewa dengan sikap manajemen yang setiap tahun mengalami masalah gaji. Padahal ia bukanlah orang baru sebagai pramudi bus TMP.
"Kita orang lama juga, sejak mengemudikan bus kota lagi. Sekarang kita kerja membawa bus TMP lagi bersama teman-teman yang dulu bawa bus kota," ujar pria yang mengaku hanya tamat SMP ini.
TMP kembali beroperasi melayani masyarakat di sepuluh koridor Masyarakat bisa mengakses kembali bus TMP dari halte yang ada. Armada bus TMP tampak melayani masyarakat di sejumlah koridor seperti Jalan HR Soebrantas dan Jalan Jendral Sudirman.
Bus angkutan massal ini kembali melayani masyarakat setelah sempat terhenti aktivitasnya selama enam hari. Operasional bus TMP sempat terhenti karena ada tunggakan gaji bagi awak bus.
Direktur PT. TPM, Azmi menyebut bahwa manajemen sudah berkomunikasi dengan seluruh awak bus. Mereka bersedia untuk mengoperasikan kembali bus TMP.
"Sudah kita komunikasikan, mulai hari ini mereka jalan kembali," paparnya.
Gaji pramudi dan pramugara bus TMP belum dibayarkan. Ia mengaku sudah memberi pengertian kepada seluruh awak bus agar kembali beraktivitas.
Pihaknya juga mencoba untuk kordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru terkait pembayaran gaji yang tertunggak.
Mereka nantinya bakal kordinasi dengan BPKAD Kota Pekanbaru terkait pembayaran gaji awak bus agar disegerakan.
Anggaran untuk gaji awak bus selama satu bulan mencapai Rp 1 Miliar.
Pihaknya berupaya menuntaskan pembayaran gaji agar operasional bus TMP tidak terkendala lagi.
"Kita minta maaf kepada masyarakat, karena operasional bus TMP terkendala beberapa hari ini," ujarnya.
Dirinya menyebut bahwa hampir tiga bulan gaji awak bus belum dibayarkan.
Pemerintah Kota Pekanbaru juga belum menggelontorkan subsidi bagi operasional bus TMP selama beberapa bulan pada tahun 2021 silam.
"Untuk subsidi ini untuk pembayaran operasional bus TMP," paparnya.
Dirinya mengaku tanpa subsidi kondisi operasional bus pun menjadi terganggu.
Ia menyebut bahwa subsidi yang harus digelontorkan mencapai Rp 5 Miliar.
Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru, Firdaus mendorong permasalahan bus TMP harus segera dituntaskan.
Ia juga bakal mengevaluasi manajemen direksi dan manajemen PT.TPM sebagai operator bus TMP.
Dirinya tidak ingin permasalahan klasik di manajemen bus TMP terus terjadi setiap tahun.
Adanya evaluasi tentu seiring dengan evaluasi kinerja manajemen operator bus tersebut.
"Setelah kita evaluasi direksi dan manajemen, kita tidak ingin ada lagi klasik misalnya terlambat pembayaran gaji awak bus," paparnya. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)