Peralatan Tempur Militer AS Tiba di Jerman, Ketegangan di Perbatasan Ukrania Rusia Semakin Tegang
Peralatan tempur militer Amerika Serikat tiba di Jerman di tengah ketegangan Ukraina dan Rusia.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Peralatan tempur militer Amerika Serikat tiba di Jerman di tengah ketegangan Ukraina dan Rusia.
Tentara dengan Korps Lintas Udara ke-18 Angkatan Darat AS mendarat di Lapangan Terbang Angkatan Darat Wiesbaden pada hari Jumat lalu.
Dilansir dari Rusia Today, Minggu (6/2/2022), pasokan persenjataan dan alat berat kendaraan dan peralatan dirutunkan dari pesawat angkut militer.
Ini merupakan bagian dari 2.000 tentara AS yang diperintahkan ke negara-negara NATO di Eropa Timur di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara Washington dan Moskow atas Ukraina.
Menurut Komando Eropa AS, para tentara akan mendirikan markas di Jerman, sementara 1.700 pasukan terjun payung dengan Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Darat menuju Polandia, yang berbatasan dengan Ukraina.
Secara keseluruhan, 2.000 tentara dari Fort Bragg di North Carolina akan menuju ke Eropa dalam beberapa hari mendatang.
Rekaman video menunjukkan pasukan turun dari pesawat mereka pada Jumat malam dan menurunkan paket dan kendaraan.
Pengerahan itu dimaksudkan untuk “mencegah dan mempertahankan diri dari segala agresi” dari militer Rusia, kata Gedung Putih, yang menyatakan bahwa Rusia sedang merencanakan serangan terhadap Ukraina.
Rusia telah membantah klaim ini, dan membantah tuduhan oleh badan-badan intelijen AS bahwa mereka berencana mengadakan insiden 'bendera palsu' untuk membenarkan serangan semacam itu.
AS menyatakan bahwa Ukraina harus diizinkan untuk bergabung dengan aliansi NATO, sesuatu yang selama beberapa dekade dianggap Rusia sebagai ancaman yang tidak dapat diterima terhadap keamanannya.
Sepanjang negosiasi, Moskow telah menuntut agar AS dan NATO menghentikan ekspansi lanjutan aliansi era Perang Dingin, tetapi para pemimpin di Washington dan Brussel menolak untuk mempertimbangkan langkah seperti itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko menyebut pengerahan AS sebagai "langkah destruktif" yang hanya akan "menyenangkan" pemerintah pro-Barat Ukraina, serta "meningkatkan ketegangan militer dan mengurangi margin untuk solusi politik."
