Berita Inhil
Banjir Rob di Tembilahan Berdampak Terhadap Aktifitas Masyarakat, Warga : Biasanya Tak Setinggi Ini
Permukiman warga di pinggir Sungai Indragiri Tembilahan merupakan wilayah yang paling terdampak air pasang ini.
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Banjir rob yang diakibatkan naiknya air pasang melanda sejumlah lokasi di kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dalam beberapa hari terakhir.
Permukiman warga di pinggir Sungai Indragiri Tembilahan merupakan wilayah yang paling terdampak air pasang ini.
Air pasang bahkan sampai menggenangi sejumlah bangunan kantor instansi yang berada di tidak jauh dari Sungai Indragiri, seperti Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Tembilahan.
Air pasang juga menggenangi Jalan Gajah Mada Tembilahan tepatnya di depan Mapolres Inhil, sehingga kendaraan yang terparkir terendam air.
Kondisi air pasang seperti ini memang sudah biasa bagi warga Tembilahan, karena memang fenomena alam yang terjadi berkala
Nanum drainase yang tidak lancar akibat sampah juga disinyalir menjadi satu diantara penyebab bertambah tingginya debit air pasang yang sudah mencapai setinggi 30 hingga 50 Centimeter.
Tingginya debit air bahkan bisa membuat warga sekitar mengendarai sampan (alat transportasi air) hingga ke depan rumah Dinas Bupati Inhil di Jalan Bunga Tembilahan.
Seorang warga tersebut pun mengabadikan momen bersampannya pada sore hari di depan rumah Dinas Bupati Inhil tersebut.
Dalam video yang direkam pada 4 februari tersebut, warga tampak mendayung sampan dengan di kelilingi para anak – anak setempat yang juga bermain di dalam air.
“Air pasang saat ini tingginya sudah melebihi lutut orang dewasa. Biasanya tidak sampai setinggi ini,” ungkap Syahrul yang merupakan pengendara sampan tersebut, Senin (7/2/22).
Menurut Warga parit 13 Jalan Pangeran Hidayat Tembilahan tersebut, kondisi air pasang ini terjadi sekitar pukul 15.00 hingga 21.00 WIB, sehingga sangat mengganggu aktifitas warga.
“Dulu biasanya air pasang ini paling tinggi hanya sampai lutut, sekarang sudah lewat,” tuturnya.
Menurut Syahrul yang memang tinggal di pinggir Sungai Indragiri ini, selain memang karena kondisi alam, naiknya debit air pasang ini juga karena permasalahan sampah.
“Sampah dan tersumbatnya drainase membuat debit air semakin tinggi, air tidak lancar sehingga banjir. Kita berharap ini menjadi perhatian pihak terkait,” pungkasnya.
Pasang Rob ini juga berdampak kepada sejumlah pedangan kaki lima di Kota Tembilahan, seperti yang terjadi di sekitar Taman Gajah Mada Tembilahan.