Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Seruan Perang Menggema, Rusia Kirim Pasukan Militer ke Donetsk dan Lugansk, Jaga Perdamaian

Seruan perang menggema, Presiden Vladimir Putin mengirim militer Rusia ke republik Donetsk dan Lugansk.

Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Ilham Yafiz
Kementerian Pertahanan Rusia / AFP
video selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 21 Februari 2022, menunjukkan tank Rusia dan Belarusia selama latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Pasukan Respons Negara Serikat, di lapangan tembak dekat Brest. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seruan perang menggema, Presiden Vladimir Putin mengirim militer Rusia ke republik Donetsk dan Lugansk.

Kedua negara itu digempur Ukraina, kini Rusia membantu ke kedua negara tetangga yang baru memisahkan diri dari Ukraina tersebut.

Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan militer Rusia untuk mengamankan perdamaian di republik Donetsk dan Lugansk yang baru diakui Rusia.

Kedua negara itu sebelumnya dianggap sebagai bagian dari Ukraina.

Dilansir dari Rusia Today, Moskow secara resmi mengakui kemerdekaan kedua wilayah yang memisahkan diri itu pada Senin.

Putin telah menginstruksikan Kementerian Pertahanan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Donbass, sambil memberi tahu Kementerian Luar Negeri untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara bagian.

Langkah resmi Kremlin datang tak lama setelah pidato panjang Putin kepada negara itu pada Senin malam.

Di dalamnya, ia menjelaskan langkah itu sebagai tanggapan yang telah lama tertunda terhadap apa yang ia gambarkan sebagai bangsa Ukraina yang bersaudara menjadi koloni Barat dan jatuh di bawah kekuasaan pemerintah russofobia yang memusuhi Moskow dan menolak etnis Rusia dan hak asasi manusia penutur bahasa Rusia.

Donetsk dan Lugansk mendeklarasikan kemerdekaan dari Kiev pada 2014, setelah nasionalis yang didukung AS menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis dalam kudeta Maidan.

Namun, Moskow menolak untuk mengakui mereka sampai sekarang, dengan mengatakan masalahnya adalah urusan internal Ukraina dan perlu diselesaikan sesuai dengan perjanjian Minsk, yang membentuk gencatan senjata yang tidak nyaman pada tahun 2015.

Namun, sebelumnya pada hari Senin, pemimpin Donetsk Denis Pushilin dan pemimpin Lugansk Leonid Pasechnik secara resmi meminta pengakuan dari Moskow sekali lagi, karena baik wilayah Donbass dan Ukraina mengklaim pertukaran artileri intensif di sepanjang garis gencatan senjata.

Dalam pidatonya, Putin mengatakan bahwa proses Minsk telah gagal.

"(Ukraina) tidak tertarik pada solusi damai mereka ingin memulai Blitzkrieg," tegasnya.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved