Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jenderal Rusia Tewas Ditembak Sniper Ukraina, Vladimir Putin Angkat Bicara

Militer Rusia mengatakan bahwa unit-unit Rusia yang ambil bagian dalam operasi militer adalah prajurit profesional, menolak tuduhan

Kolase Tribun-Medan.com
Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky tewas ditembak Sniper Ukraina 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Perang Rusia dengan Ukraina masih terus terjadi.

Tidak hanya infrastruktur yang hancur.

Tetapi, invasi militer Rusia in ijuga memakan korban jiwa.

Menurut laporan media nasional Rusia, Russia Today, ada 498 tentara Rusia tewas dan hampir 1.600 lainnya terluka selama operasi militer yang sedang berlangsung di Ukraina.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia membantah laporan bahwa korban Rusia "sangat besar", menekankan bahwa itu adalah strategi propaganda disinformasi musuh.

Malah menurut perkiraan Rusia, sekitar 2.870 tentara dan milisi Ukraina tewas, dan 3.700 lainnya terluka.

Pihak Rusia juga saat ini menahan 572 tentara Ukraina.

Militer Rusia mengatakan bahwa unit-unit Rusia yang ambil bagian dalam operasi militer adalah prajurit profesional, menolak tuduhan bahwa pasukan penyerang sebagian besar adalah "wajib militer".

Angka korban resmi yang diterbitkan oleh Moskow berbeda dari yang ada di Kiev. 

Sementara, Ukraina mengatakan sekitar 5.800 tentara Rusia tewas sejak konflik pecah pekan lalu.

Rusia mengatakan, bahwa mereka tidak punya pilihan selain melucuti senjata Ukraina untuk melindungi dua wilayah Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri.

Ukraina selalu bersikeras bahwa tidak ada rencana umum untuk menyerang dua wilayah yang memisahkan diri seperti yang dituduhkan oleh Rusia.

Namun, dalam pertemuan pertama di perbatasan Belarus, sebagaimana dilaporkan Aljazeera, terungkap bahwa Rusia melayangkan permintaan kepada Ukraina, yaitu soal nuklir peninggalan Uni Soviet, netral (tidak bergabung dengan NATO atau Uni Eropa, mengakui kemerdekaan Republik Donetsk dan Lugansk, serta pengakuan atas Krimea. Setelah itu baru dilakukan gencatan senjata.

Kini, Ukraina melaporkan, Seorang jenderal top Rusia tewas dalam pertempuran di Ukraina.

Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi kerugian besar bagi kampanye militer Rusia di negara itu, sebagaimana Daily Mail melaporkan.

Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, wakil komandan Korps Bersenjata Gabungan ke-41 Distrik Militer Pusat Rusia, tewas pada 2 Maret 2022 ketika pasukan Ukraina melawan serangan Rusia.

Informasi di atas belum dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia, tetapi diumumkan di jejaring sosial oleh rekan Mayor Jenderal Sukhovetsky, Sergey Chipilyov, dari Persatuan Pasukan Lintas Udara Rusia.

Banyak kantor berita Rusia dan Ukraina juga telah melaporkan kematian Mayor Jenderal Sukhovetsky.

Tetapi tidak ada informasi spesifik tentang lokasi kematiannya.

Sebuah sumber militer mengkonfirmasi bahwa Mayor Jenderal Sukhovetsky dibunuh oleh penembak jitu dan pemakaman akan diadakan di Rusia pada 5 Maret 2022.

Menurut sumber yang sama, ini adalah angka kematian tertinggi Rusia sejak negara itu menyerang Ukraina.

Kremlin mengumumkan pada 2 Maret 2022 bahwa 498 tentara Rusia tewas dan 1.600 terluka selama "operasi militer khusus" di Ukraina.

Namun, angkatan bersenjata Ukraina pada 3 Maret 2022 mengkonfirmasi bahwa sejauh ini ada sekitar 9.000 tentara Rusia telah tewas--dari 200.000 pasukan di Ukraina.

Pada hari ke-8 sejak dimulainya operasi militer, Rusia merebut kota Kherson di Ukraina selatan. Ini adalah ibu kota pertama Ukraina yang jatuh.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 3 Maret 2022 memuji semangat juang tentara dan rakyat Ukraina, dan berjanji bahwa kota-kota di negara itu akan dibangun kembali dengan uang Rusia.

Presiden Zelensky mengumumkan bahwa semua lini pertahanan telah ditingkatkan, dengan kota-kota Kiev, Chernihiv, Sumy dan Mykolaiv dengan keras menolak serangan Rusia.

Seorang wanita berjalan melewati plakat besar yang memuat gambar Presiden Rusia Vladimir Putin. (STRINGER / AFP)
Berikan uang santunan

Semetara, Presiden Putin juga mengklaim bahwa operasi militer Rusia di Ukraina adalah hal yang sukses dan sesuai rencana.

Dia juga menyebutkan bahwa semua tugas yang telah ditetapkan berhasil diselesaikan.

Namun, sayangnya jumlah tentara yang tewas dalam perang Ukraina mencapai 500 orang. Sementara Ukraina mengklaim angkanya jauh di atas itu.

"Sayangnya, prajurit kami gugur. Dan tugas kami adalah mendukung keluarga militer yang berjuang untuk rakyat kami, rakyat Rusia," kata Putin yang dikutip dari Reuters Kamis (3/3/2022).

Dilaporkan Daily Mail, Presiden Rusia Vladimir Putin menjanjikan akan memberi uang santunan kepada keluarga tentara yang meninggal dalam operasi militer ke Ukraina.

Hal itu diumumkan oleh Putin dalam pidato pertamanya sejak Rusia invasi Ukraina. Putin mengatakan akan membayar hingga 5 juta rubel atau setara Rp 642 juta kepada keluarga tentara Rusia yang gugur.

"Kepada semua anggota keluarga prajurit yang gugur akan menerima pembayaran asuransi. Setiap anggota keluarga akan menerima kompensasi finansial," kata Putin.

"Saya percaya bahwa perlu untuk menetapkan pembayaran tambahan kepada militer dan pasukan lain yang berpartisipasi dalam operasi ini sejumlah 5 juta Rubel," lanjutnya.

Tentara yang terluka juga akan mendapatkan kompensasi. Putin menjanjikan kompensasi berupa uang tunai untuk semua prajurit yang terlibat dalam perang Rusia Ukraina.

"Prajurit yang tidak bisa bertugas lagi akibat operasi militer ini akan menerima pembayaran 2,9 juta Rubel. Ini sudah diatur dalam undang-undang," jelas Putin.

"Saya juga perlu memastikan pembayaran tambahan kepada staf menteri Pertahanan dan personel yang terluka dengan jumlah 3 juta Rubel. Saya ingin menekankan lagi bahwa perwira dan tentara kami berjuang untuk Rusia demi kehidupan damai warga Donbass untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina, sehingga tidak ada yang mengancam kami di perbatasan termasuk dengan senjata nuklir," tegasnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved