Perang Rusia vs Ukraina
Pasukan Rusia Dituduh Mulai Paksa Wanita-wanita Muda Ukraina Berhubungan Badan
Direktur Freedom from Torture Steve Crawshaw mengatakan kepada The Independent bahwa dalam konteks perang, perempuan sering menjadi sasaran empuk.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pasukan Rusia telah dituduh memperkosa para wanita muda di Ukraina saat menyerang sejumlah kota negara itu.
Tuduhan itu datang dari menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.
"Kami memiliki banyak kasus, sayangnya, ketika tentara Rusia memperkosa wanita di kota-kota Ukraina." kata Kuleba.
Kuleba mendukung seruan untuk pembentukan pengadilan khusus untuk menghukum Rusia atas agresinya yang telah melanggar hukum internasional.
Kuleba mengatakan hukum internasional "adalah satu-satunya alat peradaban yang tersedia bagi kita untuk memastikan bahwa pada akhirnya, pada akhirnya, semua orang yang memungkinkan perang ini akan dibawa ke pengadilan".
"Kami berperang melawan musuh yang jauh lebih kuat dari kami.
"Tetapi hukum internasional ada di pihak kita, dan mudah-mudahan, itu akan memberikan kontribusinya sendiri untuk membantu kita menang." katanya seperti dilansir dari The Sun.
Svetlana Zorina (27) seorang wanita muda asal kota Kherson mendengar kabar ada wanita remaja berusia 17 tahun dibunuh oleh tentara Rusia setelah mereka memperkosanya.
"Ada informasi dari orang-orang yang saya kenal secara pribadi bahwa seorang gadis berusia 17 tahun - itu terjadi padanya dan kemudian mereka membunuhnya."
"Sekarang kami ketakutan untuk keluar rumah" kata Zorina.
Direktur Freedom from Torture Steve Crawshaw mengatakan kepada The Independent bahwa dalam konteks perang, perempuan sering menjadi sasaran empuk.
Wanita kerap dijadikan sebagai senjata perang untuk menjatuhkan mental lawan.
"Pola penyiksaan menjadi sangat terkenal. Dan pemerkosaan jelas merupakan bagian dari itu.
Ukraina juga telah membawa kasus melawan Rusia ke Mahkamah Internasional - satu-satunya pengadilan yang dapat memutuskan konflik antar negara.
Dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB memberikan suara pada hari Jumat untuk meluncurkan penyelidikan tingkat atas terhadap pelanggaran yang dilakukan setelah invasi Rusia.
Tiga puluh dua anggota dewan dengan 47 kursi memilih untuk melakukan penyelidikan tingkat tertinggi terhadap dugaan pelanggaran HAM.
Keputusan itu diambil setelah Majelis Umum PBB di New York pada Rabu mengeluarkan teguran kerasnya sendiri, dengan 141-5 suara untuk menyesalkan invasi Moskow dan menuntut penarikan segera.
Gudangnya wanita cantik
Ukraina rawan menjadi zona pemerkosaan massal yang dilakukan oleh pasukan Rusia.
Anggota parlemen Ukraina mengatakan, kalangan wanita yang menjadi tawanan perang menjadi golongan rentan sebagai korban pemerkosaan.
Untuk diketahui, Ukraina dikenal sebagai negara gudangnya wanita cantik.
Ukraina adalah surganya para bidadari.
Penyerangan pasukan Rusia terjadi di Donbas, Ukraina timur.
Di sana, tawanan yang merupakan warga sipil Ukraina yang dibebaskan telah menjadi korban kekerasan seksual oleh militan.
Dilansir dari Unian, anggota parlemen Iryna Herashchenko mengatakan banyak para wanita muda di wilayah itu mengeluh karena menjadi korban pemerkosaan.
"Saya sekarang telah menyerahkan ke kejaksaan baru sebuah teks yang diterjemahkan secara khusus tentang kejahatan seks di zona konflik. Di antara orang-orang yang saya bebaskan, banyak pria dan wanita mengeluh bahwa telah menjadi korban pemerkosaan massal," katanya.
Pada saat yang sama, Herashchenko telah menyerukan agar gugatan class action diajukan.
Sementara itu, tidak ada informasi tentang penyiksaan semacam itu dalam laporan internasional tentang pelanggaran hak asasi manusia di Donbas, klaim MP.
"Ketika kami mengambil kembali orang dengan tangan terputus, ketika kami mengambil orang dengan alat kelamin terputus, hal-hal seperti itu tidak dapat dimaafkan," tegas anggota parlemen itu.
Tentara Rusia berburu gadis Ukraina
Gadis-gadis muda Ukraina mulai digoda oleh pasukan Rusia sebelumVladimir Putin melakukan seranga.
Para pasukan Rusia mengajak para gadis muda Ukraina untuk berteman atau pun berpacaran.
Tampaknya, pasukan Rusia mulai mencari gundik jika mereka telah berhasil menguasai wilayah negara itu.
Pasukan Rusia mencari gundiknya di Ukraina melalui aplikasi kencan, Tinder.
“Saya sebenarnya tinggal di Kyiv tetapi mengubah pengaturan lokasi saya ke Kharkiv setelah seorang teman memberi tahu saya bahwa ada pasukan Rusia di seluruh Tinder,” kata Synelnikova, seorang produser video berusia 33 tahun seperti dilansir dari Nypost.
Banyak pasukan Rusia berburu wanita Ukraina di aplikasi tersebut sebagai calon gundiknya.
“Seorang pria berotot berpose mencoba terlihat seksi di tempat tidur berpose dengan pistolnya. Yang lain mengenakan perlengkapan tempur Rusia lengkap dan yang lain hanya memamerkan rompi ketat bergaris, Synelnikova mengatakan kepada surat kabar Inggris.
“Saya tidak menganggap mereka menarik dan tidak akan pernah mempertimbangkan untuk tidur dengan musuh. Saya secara otomatis menggeser ke kiri untuk menolaknya, tetapi ada begitu banyak sehingga saya penasaran dan bertukar pesan, ”lanjut wanita Ukraina itu.
"Itu lucu tapi menakutkan pada saat yang sama, mengetahui bahwa mereka sangat dekat."
Synelnikova bertukar pesan dengan Andrei (31), yang fotonya menunjukkan dia memegang senapan Kalashnikov dengan perlengkapan tempur dan helm lengkap, kata laporan itu.
Ketika dia bertanya apakah dia punya “rencana untuk berkunjung,” tentara itu bersikap tenang dan mengatakan dia tidak diizinkan di negara itu sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014.
Ketika Synelnikova mendesaknya jika dia adalah seorang tentara, Andrei membagikan GIF konyol Jim Carrey yang tampaknya merupakan pengakuan bahwa dia menyukainya, menurut artikel itu.
Chechnya (33), tentara Rusia lainnya menunjukkan sisi sensitifnya saat dia menunjukkan fotonya sedang memeluk anak kucing di samping pistol.
Sementara tenara Rusia lainnya yang masuk ke Tinder, Alexander (29) berpose dalam baretnya saat Gregory, 25, memamerkan jam tangan militernya.
Pasukan Rusia berharap cewek-cewek Ukraina akan terpesona dengan kejantanan pasukan Rusia.
Bom cinta itu terjadi sebelum pasukan Rusia diperintahkan untuk mematikan telepon mereka, menurut outlet tersebut.
"Orang-orang ini sama seperti orang lain di Tinder - mereka menginginkan cinta atau persahabatan," kata Synelnikova.
“Jadi agak sulit membayangkan bahwa mereka bisa datang ke sini untuk menyerang kita. Saya harap itu tidak akan terjadi.”(Tribunpekanbaru.com).
