Presiden Ukraina Selalu Merengek Minta Bantuan, Rusia Tuding Hasrat Zelensky Terus Berkonflik
Tanggal untuk negosiasi berikutnya antara Rusia dan Ukraina belum ditentukan, kata menteri luar negeri Rusia.
Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya menyatakan kekecewaannya kepada NATO.
Karena Dia menilai NATO gagal untuk terlibat lebih dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Terutama untuk aliansi menyatakan zona larangan terbang di atas negara itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Volodymyr Zelensky sedang mencoba untuk memprovokasi konflik antara Rusia dan NATO.
Melansir Sputnik, Lavrov mengungkapkan kekecewaan Zelensky dengan penolakan blok itu untuk campur tangan, menunjukkan keinginannya untuk menyeret NATO ke dalam konflik ini.
"Pernyataan pahit terus-menerus dilontarkan oleh Tuan Zelensky. Dia tidak menambah optimisme", kata Lavrov.
"Dia sedikit kasar kepada kuratornya, menuduh mereka tidak bertindak.
Dan saya punya pertanyaan: jika dia begitu marah karena NATO tidak membelanya, seperti yang dia harapkan, maka dia masih berharap penyelesaian konflik dengan melibatkan NATO dalam keseluruhan cerita ini, dan bukan melalui negosiasi.
Ternyata dia masih ingin memprovokasi konflik"
Tanggal untuk negosiasi berikutnya antara Rusia dan Ukraina belum ditentukan, kata menteri luar negeri Rusia.
"Situasinya terlihat agak aneh, tampaknya semua orang tertarik untuk mencapai kesepakatan awal tentang bagaimana menyelesaikan semuanya sepenuhnya.
Dan di sisi lain, tampaknya pihak yang paling tertarik, pihak Ukraina, terus-menerus muncul dengan dalih untuk tunda dimulainya pertemuan berikutnya", kata Lavrov.
Diplomat top Rusia menyatakan bahwa "kegilaan militeristik" Zelensky menunjukkan bahwa dia tidak membutuhkan pembicaraan dengan Moskow.
Namun, Lavrov mengatakan Rusia berharap suasana hati Zelensky berubah.
Negosiasi antara Rusia dan Ukraina berlangsung di Belarus, dengan putaran pertama terjadi pada 28 Februari, diikuti oleh pertemuan kedua pada 3 Maret.
