Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Orang-orang Rusia di Jerman Mendapat Perlakukan Diskriminasi, Anak Sekolah Dibully

Di tengah konflik perang Ukraina vs Rusia, tiba-tiba orang Rusia di Jerman mendapat perlakuan tak adil, diskriminatif.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
STRINGER / AFP
Bendera Rusia _ 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Di tengah konflik perang Ukraina vs Rusia, tiba-tiba orang Rusia di Jerman mendapat perlakuan tak adil, diskriminatif.

Kedutaan Besar Rusia di Jerman mengirim surat kepada Kementerian Luar Negeri Jerman atas diskriminasi terhadap orang Rusia.

Duta besar Rusia untuk Jerman Sergey Nechayev mengungkapkannya pada hari Sabtu seperti diberitakan kantor berita Rusia, Tass.

"Ada kebutuhan sinyal kuat dari pemerintah Jerman kepada otoritas lokal kota, utilitas, layanan regional untuk menghentikan diskriminasi," katanya di Rossiya-24.

"Kami mengikuti ini dengan cermat dan menjangkau lembaga pemerintah. Catatan tentang ini telah dikirim ke Kementerian Luar Negeri Jerman," tegasnya.

Nechayev mengatakan kedutaan Rusia mendaftarkan ratusan keluhan dari Rusia atas diskriminasi terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Dia mengatakan hotline telah dibuka di kedutaan untuk Rusia untuk melaporkan kasus diskriminasi.

"Sangat menyedihkan bahwa mereka juga mempengaruhi anak-anak yang belajar di sekolah Jerman," katanya.

"Mereka biasanya adalah anak-anak bilingual dari keluarga campuran yang takut pergi ke sekolah karena terkena pengeroyokan dan berbagai macam pelecehan," ungkapnya.

Dia mengatakan, para pebisnis Rusia sejauh ini tidak mengadu ke kedutaan.

Pada 24 Februari, Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan dari para kepala republik Donbass.

Dia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, tetapi bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota Ukraina, tetapi melumpuhkan infrastruktur militer Ukraina.

Barat membalas keputusan Rusia dengan menjatuhkan sanksi baru besar-besaran di negara itu.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada 3 Maret menggambarkan tindakan Barat sebagai semacam pajak atas kemerdekaan.

Dia mengatakan "histeria akan mereda" dan solusi akan ditemukan untuk situasi di sekitar Ukraina.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved