Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Xi Jinping Akhirnya Buka Mulut Soal Rusia dan Ukraina, Desak Amerika

Presiden China Xi Jinping akhirnya buka mulut soal Rusia dan Ukraina dan China mendesak Amerika memberikan laporan senjata biologis di Ukraina

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
AFP via BBC
Presiden China Xi Jinping ketika berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berkunjung ke Moskwa pada Rabu (5/6/2019). 

"Kami terbuka untuk dialog yang jujur dan saling menghormati sejauh Amerika Serikat siap untuk ini," katanya kepada Interfax sebagaimana dilansir Newsweek pada Selasa (8/3/2022).

"Mungkin ada baiknya mengingat kembali prinsip yang sudah lama terlupakan yang bekerja selama Perang Dingin—koeksistensi damai … dan nilai dan cita-cita yang memisahkan kita...tidak boleh dipaksakan satu sama lain," ujarnya.

Menurutnya, kedua negara harus memahami itu sebagai "tanggung jawab khusus Rusia dan AS atas nasib dunia sebagai negara adidaya nuklir".

Moskwa pun, kata dia, berharap “kenormalan” dalam hubungan antara dua negara akan kembali.

Darchiyev membela negaranya dengan mengatakan bahwa kerusakan hubungan antar negara yang terjadi saat ini "bukan taktik kami dan bukan gaya kami."

Dia mengecam AS, dan mengulangi pembenaran Kremlin untuk perang yang telah menjadi batu sandungan bagi para diplomat sebelum Vladimir Putin memerintahkan invasi.

Diplomat itu merujuk pada "tindakan permusuhan dan penghinaan arogan" AS atas tuntutan Rusia untuk jaminan keamanan yang mengikat secara hukum, tidak adanya senjata serang di dekat perbatasannya dan kembalinya kemampuan militer NATO seperti sebelum 1997.

"Jelas bahwa Ukraina, yang para penguasanya yang bobrok jatuh ke dalam bencana, hanyalah alat bagi Amerika Serikat dalam konfrontasi geopolitik dengan Rusia," katanya.

"Washington perlu waktu untuk membiasakan diri dengan fakta bahwa hegemoninya ada di masa lalu, dan harus memperhitungkan kepentingan nasional Rusia, yang memiliki lingkup pengaruh dan tanggung jawab sendiri," tambahnya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan tanggapan yang blak-blakan terhadap komentar Darchiyev, dengan mengatakan: "Koeksistensi damai memiliki dua kata. Yang utama adalah 'damai'."

"Rusia melakukan segala dayanya untuk mengolok-olok kata itu melalui agresinya terhadap Ukraina," katanya pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas.

Dia mengatakan bahwa Putin "membuat Rusia paria, menghancurkan dalam waktu seminggu (setelah) 30 tahun keterbukaan dan peluang internasional."

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada Selasa (8/3/2022) bahwa AS akan melarang impor minyak, gas alam, dan batu bara Rusia sebagai bagian dari hukuman pemerintahannya terhadap Moskow atas invasi tersebut.

China Minta Laporan Biolab dan Senjata Biologis Amerika di Ukraina

China mendesak Amerika Serikat terbuka menjelaskan lab senjata biologi mereka di Ukraina.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved