Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Xi Jinping Akhirnya Buka Mulut Soal Rusia dan Ukraina, Desak Amerika

Presiden China Xi Jinping akhirnya buka mulut soal Rusia dan Ukraina dan China mendesak Amerika memberikan laporan senjata biologis di Ukraina

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
AFP via BBC
Presiden China Xi Jinping ketika berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berkunjung ke Moskwa pada Rabu (5/6/2019). 

Respon China ini menyusul adanya temuan laboratorium senjata biologi di Ukraina yang dibiayai oleh Amerika Serikat.

Diberitakan South China Morning Post seorang juru bicara kementerian luar negeri China mendesak AS menyampaikan laporan terbuka mereka atas temuan itu.

"(Mendesak AS) untuk memberikan laporan lengkap tentang kegiatan militer biologisnya di dalam dan luar negeri dan tunduk pada verifikasi multilateral," ujarnya.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki merespon desakan China tersebut.

"Ini tidak masuk akal," kata Jen Psaki pada hari Rabu sebagai tanggapan.

"Sebagai penandatangan Konvensi Senjata Biologis dan Konvensi Senjata Kimia dua perjanjian multilateral yang melarang produksi atau penyebaran senjata beracun, AS tidak mengembangkan atau memiliki “senjata semacam itu di mana pun”, kata Psaki dalam serangkaian tweetnya.

Amerika Serikat menuduh balik China dan Rusia yang sengaja mengelontorkan isu propaganda palsu senjata kimia di Ukraina.

“Sekarang Rusia telah membuat klaim palsu ini, dan China tampaknya telah mendukung propaganda ini, kita semua harus waspada terhadap Rusia yang mungkin menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina, atau untuk membuat operasi bendera palsu menggunakan mereka,” katanya.

Media pemerintah dan diplomat China secara khusus memanfaatkan komentar pejabat senior Departemen Luar Negeri Victoria Nuland pada hari Selasa yang mengkonfirmasi bahwa Ukraina memang memiliki sejumlah fasilitas penelitian biologi meskipun faktanya tidak menggambarkan fasilitas tersebut sebagai laboratorium senjata biologis.

Kyiv telah membantah tuduhan tentang laboratorium senjata biologis yang didanai AS di Ukraina, sementara Uni Eropa juga menyatakan skeptis tentang klaim tersebut.

"Kredibilitas informasi yang diberikan oleh Kremlin secara umum sangat diragukan dan rendah," kata juru bicara urusan luar negeri Uni Eropa Peter Stano dalam sebuah pernyataan yang diperoleh Reuters.

( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved