Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

NATO Mulai Jengah dengan Sikap Dingin China Terkait Invansi Rusia, 'Saatnya Kita Tegas pada China'

China yang dingin menyikapi agresi Rusia bikin NATO jengah juga. Mereka kini tegas meminta China ambil sikap dan mengutuk Rusia atas tindakan mereka

Editor: Budi Rahmat

TRIBUNPEKANBARU.COM- Sikpa dingin China terkiat kecaman pada Rusia sepertinya mulai membuat NATO jengah.

Mereka kini secara tegas meminta agar China bergabung untuk sama-sama menyuarakan mengutuk atas invansi Rusia.

NATO sadar jika upaya yang dilakukan negara barat terkaat invansi Rusia tidak akan berjalan sempurna jika China tidak terlibat di dalamnya.

Baca juga: Rusia Punya Harga Diri, Gertakannya Bikin Ketar-ketir, Siap Hancurkan Agresor Dalam Hitungan Menit

Karena itulah mereka dengan sekuat tenaga meminta China untuk berpihak dan mengutuk Agresi Rusia ke Ukraina.

Mantan Penasihat Keamanan Nasional HR McMaster baru-baru ini menjelaskan, “Saya pikir sudah waktunya bagi kita untuk menyadari bahwa untuk menyerang Rusia, ada elemen kebijakan kami yang harus menyentuh China…

Kami tidak bisa membiarkan China lolos dengan pembicaraan ganda ini. keterlibatan mereka, menyerukan semua pihak 'untuk menghormati kedaulatan' — inilah saatnya bagi kita untuk benar-benar keras terhadap Partai Komunis Tiongkok.”

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan para pemimpin aliansi mendesak China untuk menegakkan ketertiban internasional dan mengutuk Moskow atas invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina Makin Melebar, Joe Biden : Rusia Mau Hancurkan Sistem Internet Dunia

“Pesan kami ke China adalah bahwa mereka harus bergabung dengan seluruh dunia dan dengan jelas mengutuk perang brutal melawan Ukraina,” kata Stoltenberg dalam konferensi pers setelah pertemuan kepemimpinan aliansi.

China mempertahankan hubungan diplomatik dan ekonominya dengan Rusia dan sejauh ini gagal memberikan kritik atau kecaman terhadap Moskow.

Para pejabat intelijen AS mengatakan bahwa Kremlin bahkan telah meminta bantuan militer dan ekonomi ke Beijing sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari .

Baca juga: Rusia Khawatirkan Rencana Mengerikan Barat, Bisa Hancurkan Peradaban, Sejarah Uni Soviet Terulang

Baca juga: Ukraina Minta Bantuan, NATO : Putin Tidak bisa Memenangkan Perang Ini, Rusia harus Dihentikan

Dalam sebuah pernyataan bersama, para pemimpin NATO menyatakan bahwa mereka “prihatin dengan komentar publik baru-baru ini oleh pejabat RRT dan meminta China untuk berhenti memperkuat narasi palsu Kremlin, khususnya tentang perang dan NATO.”

Inisiatif di Washington telah diluncurkan dalam beberapa hari terakhir untuk mencegah Beijing memberikan dukungan ekonomi atau militer kepada Moskow. Senator Republik Marco Rubio, Rick Scott, dan Todd Young baru-baru ini memperkenalkan Undang-Undang Rusia yang Melumpuhkan dan Keterlibatan China dalam Skema Putin (CURB CIPS) yang akan memblokir China dari membantu sistem keuangan Rusia menghindari sanksi Barat.

Bantun Inggris

Inggris akan memasok Ukraina dengan sekitar 6.000 rudal pertahanan baru dan mengucurkan 29,1 juta pound (Rp 551,31 miliar), termasuk untuk mendukung liputan BBC di wilayah tersebut serta membayar tentara dan pilot Ukraina.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengumumkan paket dukungan baru itu pada Kamis (24/3/2022) di pertemuan para pemimpin NATO dan G7, yang juga menandakan kesediaan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina lebih lanjut, kata kantornya pada Rabu (23/3/2022).

"Inggris akan bekerja dengan sekutu kami untuk meningkatkan dukungan militer dan ekonomi ke Ukraina, memperkuat pertahanan mereka saat membalikkan keadaan dalam pertarungan ini," kata Johnson dikutip dari Reuters.

Baca juga: Penjahat Takluk Oleh Rayuan Wanita Cantik Asal Rusia Ini, Berhubungan Badan Jadi Senjata Utamanya

"Satu bulan setelah krisis ini, komunitas internasional menghadapi pilihan. Kita dapat menjaga api kebebasan tetap hidup di Ukraina, atau mengambil risiko dipadamkan di seluruh Eropa dan dunia."

Sebagai bagian dari paket, Inggris akan menyediakan 6.000 rudal dan 25 juta pounds dukungan keuangan untuk militer Ukraina.

Inggris juga akan menyediakan 4,1 juta pound untuk BBC World Service guna membantu layanan bahasa Ukraina dan Rusia, dan mengatasi disinformasi.

Sementara itu, Jerman akan mengirim 2.000 senjata anti-tank tambahan ke Ukraina untuk membantunya mengusir invasi Rusia, kata seorang sumber di parlemen kepada AFP, Rabu (23/3/2022).

Pasukan Ukraina sebelumnya telah menerima 1.000 senjata anti-tank dan 500 peluncur rudal permukaan-ke-udara tipe Stinger dari Bundeswehr, tentara Jerman.

Jerman juga telah memasok sekitar 500 rudal darat-ke-udara Strela dari 2.700 yang dijanjikan.

Sumber parlemen, yang tidak ingin disebutkan namanya itu, mengonfirmasi bahwa 2.000 senjata anti-tank tambahan akan dikirim ke Ukraina, membenarkan informasi yang beredar di media Jerman.

"Kami adalah salah satu pemasok senjata terbesar ke Ukraina dalam situasi saat ini," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock kepada parlemen, Rabu (23/3/2022).

"Ini tidak membuat kami bangga, tetapi inilah yang harus kami lakukan sekarang untuk membantu Ukraina," tambahnya.

Jerman enggan mengirim senjata ke Ukraina saat pasukan Rusia berkumpul di perbatasannya tahun lalu, tetapi Kanselir Olaf Scholz mengubah kebijakan setelah dimulainya invasi Rusia bulan lalu.

Jerman sebelumnya enggan mengekspor senjata mematikan ke zona konflik karena sejarahnya di bawah Nazisme.

Baerbock juga mengatakan kepada parlemen, sisa senjata yang dijanjikan ke Ukraina sedang dalam perjalanan.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved