Berita Riau
LAM Riau Minta Hindari Potensi Bentrokan Warga di Pantai Cermin Kampar Terkait Sengketa Lahan
Ketum MKA LAMR Datuk Seri HR Marjohan Yusuf meminta warga tidak terprovokasi oleh tindakan sejumlah orang berkaitan dengan sengketa lahan
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menghargai sikap masyarakat Desa Pantai cermin, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, yang tidak terprovokasi oleh tindakan sejumlah orang yang tidak menyenangkan berkaitan dengan sengketa tanah.
Tetapi berbagai pihak yang terkait harus segera turun tangan, sehingga potensi bentrokan antar warga tidak meledak.
Demikian disampaikan Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (Ketum MKA) LAMR Datuk Seri HR Marjohan Yusuf, Sabtu (9/4/2022), menanggapi serangan terhadap masyarakat adat Pantai Cermin oleh warga lain beberapa hari lalu.
"Secara organisatoris, kita minta LAMR Kampar untuk mengawali masyarakat adat kita, selain meminta pemerintah terutama gubernur dan bupati dapat menyelesaikannya secara bijaksana,” kata Datuk Seri Marjohan.
Sebagaimana banyak diberitakan, masyarakat adat Pantai cermin dan warga transmigrasi Pagaruyung bentrok di hadapan polisi pada Kamis (7/4/22) sekitar pukul 14.30 WIB, di lahan sengketa antara masyarakat adat Pantai cermin dengan warga transmigrasi PTPN V.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Tetapi sejumlah warga adat lebam-lebam.
Pemangku adat setempat Amir Husin Datuk Ghajo Kinantan / Ajo Kinantan yang didampingi Khairunnas Datuk Majo Sinagho, kepada Sekretaris Umum MKA LAMR Datuk Taufik Ikram Jamil mengatakan, bahwa para perempuan mereka memang berada di pondok itu atas inisiatif mereka.
Hal ini merupakan cara mereka agar para lelaki tidak turun ke lapangan saat itu yang diperkirakan bisa menimbulkan bentrok.
"Malahan, ibu-ibu itu yang menaham kami para lelaki untuk tidak mendekati lokasi. Sebab mereka tahu, kalau kami berada di sana juga, bentrok fisik tidak dapat terhindarkan,"kata Datuk Ghajo Kinantan.
Meskipun demikian disebutkannya, kini lelaki dan perempuan berjaga-jaga di kawasan yang disengketakan agar tidak ada kegiatan penanaman kembali.
"Kami minta LAMR dapat memediasi kami dengan gubernur, kemudian ikut mengawal kami dalam menyelesaikan masalah ini,"ujarnya.
( Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution )
