Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Konflik Rusia Ukraina

Rusia Peringatkan NATO, Pasokan Senjata ke Ukraina Berisiko Jadi Perang Nuklir Besar-besaran

Pasokan senjata kepada Ukraina oleh Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya dapat memicu konflik antara Rusia dan aliansi militer tersebut. 

Editor: M Iqbal
pixabay
Ilustrasi. Rudal presisi tinggi Rusia hancurkan senjata kiriman negara barat untuk Ukraina 

TRIBUNPEKANBARU.COM -  Rusia kembali memperingatkan potensi perang nuklir.

Hal itu bisa terjadi apabila Amerika Serikat dan NATO ikut campur dalam konflik yang terjadi di Ukraina.

Sekutu terdekat Vladimir Putin, Dmitry Medvedev, memperingatkan Barat bahwa meningkatnya dukungan militer yang diberikan kepada Ukraina oleh Amerika Serikat dan sekutunya berisiko memicu konflik antara Rusia dan aliansi militer NATO.

Dilansir Reuters, pasokan senjata kepada Ukraina oleh Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya dapat memicu konflik antara Rusia dan aliansi militer tersebut. 

Mantan Presiden Dmitry Medvedev, yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, mengatakan konflik seperti itu dengan NATO selalu membawa risiko berubah menjadi perang nuklir besar-besaran.

"Negara-negara NATO memompa senjata ke Ukraina, melatih pasukan untuk menggunakan peralatan Barat, mengirim tentara bayaran dan latihan negara-negara Aliansi di dekat perbatasan kita meningkatkan kemungkinan konflik langsung dan terbuka antara NATO dan Rusia," kata Medvedev dalam sebuah posting Telegram, Kamis (12/5/2022).

"Konflik seperti itu selalu memiliki risiko berubah menjadi perang nuklir penuh," kata Medvedev.

"Ini akan menjadi skenario bencana bagi semua orang," pungkasnya.

Sejauh ini, Rusia dan Amerika Serikat memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Rusia memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir.

Sedangkan tiga kekuatan nuklir NATO; AS, Inggris, dan Prancis memiliki sekitar 6.065 hulu ledak gabungan, menurut Arms Control Association di Washington.

Putin mengatakan operasi khusus di Ukraina dilakukan karena AS menggunakan Kyiv untuk mengancam negaranya.

Moskow, menurut Putin, juga harus melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Putin, yang mengatakan Ukraina dan Rusia pada dasarnya adalah satu, menyebut perang itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat, yang dia tuduh mengancam Rusia dengan ikut campur di halaman belakangnya melalui perluasan NATO ke arah timur.

Di sisi lain, Ukraina menganggap sedang memerangi perampasan tanah gaya kekaisaran, Kyiv juga menilai klaim genosida Putin adalah omong kosong.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved