Masjid Tua di india Terancam Dihancurkan Karena Dibangun di Atas Relik Dewa Hindu
Masjid yang dibangun pada tahun 1669 oleh Muhi-ud-Din Muhammad, kaisar Mughal ke VI itu dipercaya dibangun setelah meruntuhkan kuil Hindu.
Penulis: Muhammad Ridho | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebuah masjid tua di Banaras, negara bagian Uttar Pradesh, India terancam dihancurkan oleh pemerintah India.
Masjid yang dibangun pada tahun 1669 oleh Muhi-ud-Din Muhammad, kaisar Mughal ke VI itu dipercaya dibangun setelah meruntuhkan kuil Hindu.
Tuntutan penghancuran masjid tua itu muncul setelah ditemukannya relik dewa Hindu, Siwa di kawasan masjid.
Pengadilan di India utara pada Senin kemarin pun telah memerintahkan untuk membatasi masjid menggelar kegiatan yang menimbulkan jemaah dalam jumlah besar.
Tuntutan itu muncul dari lima wanita yang meminta izin ke pengadilan untuk menyembah Dewa Siwa di dalam masjid.
Kelompok ekstremis Hindu di India percaya bahwa penjajah Islam dan raja-raja Muslim selama 200 tahun kekuasaan mereka menghancurkan kuil-kuil Hindu untuk membangun masjid.
Pengacara H. S. Jain, yang mewakili lima wanita tersebut mengatakan kepada pengadilan bahwa tim survei telah menemukan peninggalan Siwa dan simbol Hindu lainnya di sana.
Atas dasar tersebut, hakim melarang umat Islam mengadakan pertemuan doa besar di dalam masjid.
Dilansir dari Gulf Today, tak hanya masjid-masjid, kelompok-kelompok Hindu yang terkait dengan Perdana Menteri Narendra Modi juga menuntut untuk menggeledah Taj Mahal.
Situs yang termasuk dalam 7 keajaiban dunia itu dipercaya dibangun di atas tanah milik kerajaan Jaipur.
Diya Kumari, politisi wanita dari partai BJP yang mengaku sebagai keturunan bangsawan Jaipur mengklaim jika Taj Mahal di bangun di atas tanah milik keluarganya.
Taj Mahal dibangun pada 1632 oleh Shah Jahan untuk mengenang istri ketiganya.
Pada tahun 2019, Mahkamah Agung mengizinkan umat Hindu untuk membangun sebuah kuil di situs masjid Babri abad ke-16 yang disengketakan yang dihancurkan oleh orang banyak Hindu pada tahun 1992 yang percaya bahwa itu dibangun di tempat di mana Dewa Hindu Ram lahir.
Insiden itu menyebabkan kerusuhan agama yang menewaskan hampir 2.000 orang, sebagian besar Muslim, di seluruh India.
Para pemimpin dari 200 juta Muslim India melihat langkah terbaru sebagai upaya lain oleh umat Hindu garis keras untuk merusak hak mereka atas kebebasan beribadah dan ekspresi keagamaan, dengan persetujuan diam-diam dari Partai Bharatiya Janata nasionalis Hindu.(Tribunpekanbaru.com).
