Tagar PresidenMahaGagal Trending di Twitter, Sorot Janji Bohong Jokowi
tagar PresidenMahaGagal Trending di Twitter , tweet netizen menyorot janji bohong Jokowi dan tersangka skandal minyak goreng Lin Che Wei
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tanda pagar atau tagar PresidenMahaGagal Trending di Twitter , tweet netizen menyorot janji bohong Jokowi dan tersangka skandal minyak goreng Lin Che Wei .
Tweet yang menyertakan tagar PresidenMahaGagal yang Trending di Twitter dan menyorot Lin Che Wei sudah mencapai 3.696 hingga Kamis (19/5/2022) pukul 17.00 WIB.
Tweet yang menyertakan tagar PresidenMahaGagal yang Trending di Twitter itu membicarakan, mulai dari pendapat Guru Besar UI tentang selama pemerintahan Jokowi Indonesia tenggelam.
Kemudian, tweet yang menyertakan tagar PresidenMahaGagal juga menyinggung soal presiden kebanggan Cebongers dan kaum LGBT.
Selain itu, ada juga tweet terkait dengan kata kafir dan domba yang tersesat serta kata lain persamaan kafir dalam agama lain.
Ada juga tweet yang menyorot kinerja BPJS Kesehatan .
Pada umumnya menyorot tentang janji bohong Jokowi dan tersangka Lin Che Wei yang dulunya adalah relawan Jokowi .
Lin Che Wei Berperan sebagai Pihak Swasta yang Buat Kebijakan Bersama Dirjen Kemendag
Jaksa Agung ST Burhanuddin mengungkapkan peran tersangka baru Lin Che Wei dalam kasus mafia minyak goreng.
Menurut Burhanuddin Lin Che Wei adalah pihak swasta yang diperbantukan oleh pihak Kementrian Perdagangan untuk ekspor minyak goreng.
Burhanuddin pun mengaku heran, karena pihak swasta seperti Lin Che Wei bisa ikut mengambil kebijakan bersama Dirjen Perdagangan Luar Negeri.
Terutama memutuskan kebijakan dalam menentukan Domestic Market Obligation (DMO).
"Jadi memang gini Lin Che Wei ini saya juga heran dia orang swasta tanpa direkrut dengan suatu keputusan."
"Dia bisa bicara di sini dan bisa mengambil kebijakan bersama dengan Dirjen Perdagangan Luar Negeri untuk menentukan DMO," kata Burhanuddin dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (19/5/2022).
Padahal menurut Burhanuddin pengambilan keputusan terkait suatu kebijakan seharusnya ditentukan oleh hal-hal struktural.
