Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Hari Ini Subsidi Dicabut, Pedagang di Riau Ketar-ketir Tak Bisa Bon Minyak Goreng Curah ke Suplier

Pencabutan subsidi minyak goreng curah yang resmi diberlakukan hari ini, membuat para pedagang maupun masyarakat di Riau ketar-ketir

Penulis: Alex | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM/ALEX SANDER
Pelatihan Pendamping Sertifikasi ISPO dan Sistem Kendali Internal (Internal Control System) untuk Petani Sawit kabupaten/kota Se-Provinsi Riau, di Premiere Hotel Pekanbaru, 30 Mei hingga 3 Juni 2022. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Hari ini, Selasa (31/5/2022), pemerintah resmi mencabut program subsidi minyak goreng curah.

Keputusan Kemementerian Perdagangan menghentikan program subsidi minyak goreng curah ini dicabut menyusul dikeluarkannya dua aturan Kementerian Perdagangan.

Yaitu, Permendag Nomor 30 Tahun 2022 yang mengatur ketentuan ekspor CPO dan turunan lainnya serta Permendag Nomor 33 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Minyak Goreng Curah Sistem DMO-DPO.

Pencabutan subsidi minyak goreng curah ini membuat para pedagang maupun masyarakat di Riau ketar-ketir.

Pasalnya, pada saat pencabutan subsidi minyak goreng kemasan sebelumnya, menyebabkan minyak langka dan harga melambung.

Afya, pedagang di Pasar Pagi Arengka Pekanbaru misalnya, walau subsidi minyak goreng curah belum dicabut sebelumnya.

Namun harga modal yang mereka dapatkan kebanyakan cukup tinggi, dan stock juga sering dibatasi, bahkan mereka tidak bisa sistem bon lagi.

"Kita tentu saja cemas kalau kejadiannya seperti minyak goreng curah. Minyak langka harga meroket. Kami saja sudah lama dapat harga modal tinggi, yakni Rp 14 ribu, dan harga jual sekitar Rp 16.000 sampai Rp 17.000 perkilogramnya,” kata Afya.

“ Apalagi kalau subsidi dicabut, kawatir kota harga modalnya juga bakal naik, tapi semoga saja tidak,"imbuhnya.

Dengan tidak bisanya lagi melakukan bon kepada suplier, otomatis stock minyak goreng juga terbatas karena kemampuan pedagang tidak semua sama.

"Kalau seperti kami tentu tidak bisa beli dalam jumlah besar, beda sama yang punya modal banyak, stock kami pun tak banyak, hanya sesuai kemampuan," ujarnya.

Namun untuk ketersediaan minyak goreng curah hingga Senin sore dikatakan Afya masih normal, mereka masih bisa ambil tanpa pembatasan seperti sebelumnya.

"Para pelanggan kita juga tidak ada yang borong-borong, Alhamdulilah semua biasa saja," imbuhnya.

Yenti, salah seorang warga Panam mengatakan, sejak berpindah ke minyak goreng curah, dirinya sudah terbiasa membeli dengan menggunakan drigen kecil ukuran 5 liter.

"Saya nggak borong. Dulu beli yang (minyak) kemasan terus. Sejak kemasan naik, kami pindah ke yang curah. Belinya per lima liter selalu,” paparnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved