Uang Negara Untuk Perang, Rusia Terancam Resesi Parah, Putin Mulai Gagal Bayar Bunga Utang
Terlebih, setelah menginvansi Ukraina, sejumlah negara mengeluarkan Rusia dari sistem keuangan internasional, sehingga menyulitkan Moskow
Penulis: M Iqbal | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Rusia mulai tak sanggup membayar bunga utang. Hal itu terjadi karena uang negara digunakan untuk membiayai perang di Ukraina.
Akibatnya, Rusia terancam mengalami resesi yang parah.
Obligasi Pinjaman Federal (OFZ), sekuritas terdaftar dengan nilai nominal 1.000 rubel Rusia yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Rusia.
Terlebih, setelah menginvansi Ukraina, sejumlah negara mengeluarkan Rusia dari sistem keuangan internasional, sehingga menyulitkan Moskow untuk membayar utangnya.
Negara tersebut terakhir kali gagal membayar utang mata uang asingnya pada tahun 1918, ketika pemimpin revolusi Bolshevik Vladimir Lenin menolak untuk mengakui kewajiban rezim tsar yang digulingkan.
Dilansir dari The Moscow Times, Rusia gagal membayar utang berdenominasi rubel pada tahun 1998 di tengah krisis keuangan yang lebih luas.
Tapi kali ini, sanksi akan berada di balik kegagalan negara itu untuk membayar kreditur.
Keputusan CDDC terkait dengan obligasi yang jatuh tempo pada tanggal 4 April tetapi pembayaran pokok dan bunga tidak dilakukan sampai tanggal 2 Mei, mengakibatkan hutang tambahan sebesar 1,9 juta dolar.
Sejauh ini, Rusia telah membayar jumlah yang harus dibayar pada tanggal jatuh tempo yang disepakati tetapi ,mereka tidak membayar bunganya.
Jumlahnya kecil dibandingkan pembayaran utang lain yang dihadapi Rusia.
Sanksi telah memblokir kemampuan Moskow untuk mengakses dana yang disimpan di bank-bank AS untuk membayar kreditur asingnya.
Untuk mensiasati itu, Rusia mengatakan bahwa mereka akan membayar utang luar negerinya dalam rubel, yang nantinya dapat dikonversi ke mata uang asli melalui lembaga keuangan Rusia.
Tetapi banyak dari obligasi tidak mengizinkan pembayaran dalam rubel.
Tiga pembayaran bunga lainnya, dengan total kurang dari 400 juta dolar, akan jatuh tempo pada akhir Juni, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Beberapa dari obligasi tersebut hanya dapat dibayar dalam dolar.
Secara total, pemerintah Rusia perlu melakukan 14 pembayaran obligasi pada akhir tahun ini.
