Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pelajar di Sumsel Dipukul ODGJ sampai Nyawa Hilang, Pelaku Sering Emosi Melihat Orang Asing

pelajar tewas diamuk ODGJ, emosi Dedi tersulut apabila melihat ada orang yang tak dikenalinya atau orang asing masuk ke desa mereka.

Editor: Muhammad Ridho
TribunSumsel.com/Dok Polisi
Seorang ODGJ di Desa Biaro, Karang Dapo, Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, menganiaya pelajar hingga meninggal dunia. Kini pelaku telah diamankan polisi. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang pelajar MTs di Desa Biaro, Karang Dapo, Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, tewas.

Sang pelajar meninggal dunia setelah dipukul Dedi Irwansyah (38), seorang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Sosok Dedi Irwansyah pun diungkap oleh Zaida Abdi, seorang tokoh pemuda di Desa Biaro kepada TribunSumsel.com, Jumat (17/6/2022) kemarin

Menurut Abdi, Dedi dulu sempat dipasung.

Namun, setelah itu Dedi mendapatkan perawatan medis di rumah sakit jiwa di Kota Palembang, hingga di Bengkulu.

“Dia itu dulu dipasung, kami membawanya ke Palembang, terus ke Bengkulu, berobat, kalau tidak salah tahun 2015,” ujar Abdi.

Usai menjalani perawatan di rumah sakit Jiwa, Dedi menjalani rawat jalan dan secara rutin minum obat dari Dinas Kesehatan Murarata melalui Puskesmas Karang Dapo.

Menurut Abdi, sejak itu Dedi tak lagi pernah mengamuk.

Dikatakannya, emosi Dedi tersulut apabila melihat ada orang yang tak dikenalinya atau orang asing masuk ke desa mereka.

Abdi mengaku tak mengetahui asal mula Dedi mengalami gangguan jiwa.

“Dulu ada orang dari BPN ke desa kami mau ngukur tanah program Prona, emosi juga dia (Dedi). Mungkin dia ada traumatis terhadap orang luar desa ini.”

“Nah ini ada orang jual tikar keliling masuk desa, emosi lagi dia,” ungkap Zaida Abdi.

Kondisi Dedi masih terus dalam pemantauan dinas kesehatan. Namun sehari-hari Dedi seperti warga lainnya.

Abdi mengatakan, Dedi tinggal bersama orangtuanya di sebuah rumah kayu di desa tersebut.

Dedi pun disebutnya pernah beristri dan dikaruniai seorang anak. Namun bercerai, dan anaknya ikut ibunya ke Jambi.

“Di rumah itu dia tinggal sama orangtuanya, ada keluarganya juga, sama istrinya sudah cerai, anaknya ikut istrinya ke Jambi,” ucap Abdi.

Kronologi Kejadian

Kepala Desa Biaro, Yusuf Alfrian menjelaskan, kejadian penganiayaan seorang pelajar oleh Dedi yang mengalami gangguan jiwa.

Mulanya, ada seorang pedagang tikar keliling yang masuk berjualan ke desa mereka.

Sang pedagang mengendarai sepeda motor Honda BeAT berhenti di depan rumah Dedi menawarkan dagangannya kepada warga sekitar.

“Orang juangan tikar ini mampi di depan rumah dia (ODGJ), mungkin ada orang mau beli atau nawar-nawar. Nah dia emosi,” kata Yusuf kepada TribunSumsel.

ODGJ mengamuk dan mengejar pedagang tikar keliling tersebut.

Namun, sang pedagang lari meninggalkan motornya bersembunyi di salah satu rumah warga.

Namun, sepeda motor sang pedagang menjadi sasaran diamuk hingga rusak di beberapa bagian.

“Orang jual tikar itu katanya dari Palembang, tapi dia menetap di Sekayu. Waktu dia dikejar (ODGJ) itu dia lari, motornya ditinggalnya, motornya dirusak, dipukul pakai kayu,” ujar Yusuf.

Namun, ODGJ terus mencari sang pedagang tikar sembari membawa sebatang kayu.

Naas saa itu di lokasi kejadian, ada tiga orang pelajar salah seorangnya pelajar sedang duduk-duduk sambil main handphone di bawah pohon manga.

ODGJ itu datang dari arah belakang tanpa diketahui korban, dan langsung memukul kepala korban pakai kayu secara bertubi-tubi.

“Orang jual tikar ini pakai baju putih, nah si korban juga pakai baju putih, mungkin dikiranya tukang jual tikar,” terang Yusuf.

Setelah kejadian, polisi datang menangkap ODGJ. Sedangkan korban dilarikan ke Puskesmas karang Dapo, namun dinyatakan meninggal dunia.

Yusuf mengatkan, sehari-hari warganya yang ODGJ tersebut tidak pernah mengamuk.

Namun kerap emosi ketika melihat orang asing masuk desa.

“Dia ini ngamuk baru inilah, sebelumnya tidak pernah. Dia ini kumat lihat ada orang asing masuk sini.”

“Kalau sehari-hari biasanya tidak pernah ngamuk, dengan anak-anak kecil kadang berkawan dia,” ucap Yusuf.

Saat ini, lanjutnya, pihaknya masih menenangkan dan mendinginkan suasana antara kedua pihak keluarga.

Yusuf memberi nasehat kepada keluarga korban untuk bersabar menerima cobaan.

Dirinya juga sudah meminta kepada pihak keluarga tersangka untuk menyampaikan permohonan maaf atas kejadin ini.

“Nanti kami akan berembuk bagaimana penyelesaikan yang terbaik,” kata dia.

Kasusnya Dilimpahkan ke Polres Muratara

Kapolsek Karang Dapo AKP Forliamzons mengatakan, penanganan kasus ODGJ yang membunuh pelajar MTs tersebut dilimpahkan ke Polres Muratara

“Kita limpahkan ke Polres, ditangani Satreskrim,” ujar dirinya.

Forliamzons menyebut, tersangka DOGJ sudah dibawa ke Mapolres Murarata di Desa Karang Anyar.

Pelaku, kata dia, kerap berbicara sendiri dan tidak nyambung saat diajak berbicara atau dimintai keterangan.

“Ngomonya kadang nyambung kadang tidak, ya namanya juga orang begitu, rambutnya panjang sudah kita potong, semalam kita bawa ke Polres,” kata dia.

https://sumsel.tribunnews.com/2022/06/17/kelanjutan-odgj-mengamuk-dan-membunuh-pelajar-di-muratara-sang-kades-buka-suara?page=all&_ga=2.156921979.1991910878.1655473231-275606424.1640938353

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved