Berita Riau
Aksi Tarik Paksa Meja dan Kursi Siswa SLB Sri Mujinab Pekanbaru Bakal Terulang di SLB Bagan Batu?
Aksi penarikan meja dan kursi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sri Mujinab, Pekanbaru memasuki babak baru, Kamis
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
"Saya awalnya tidak tahu kalau itu lelang. Kami taunya kan PL, kalau PL cepat selesai semakin baik. Saya tunggu-tunggu agar barang itu dilunasi tidak juga dibayar. Kemudian saya dijanjikan proyek lain, tapi sampai sekarang tidak ada, nol. Karena saya bosan dengan janji-janji orang dinas ini, makanya saya lakukan penarikan itu," kata Hendrik mengungkap alasan penarikan meja dan kursi di SLB Sri Mujinab sebagai langkah akhir yang harus pihaknya tempuh.
Tidak sampai disitu, setelah menarik paksa meja dan kursi di SLB Sri Mujinab Pekanbaru, Hendrik mengancam akan melakukan hal yang sama di SLB Bagan Batu jika pihak Disdik Riau tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini.
"Pihak Disdik meminta kami agar persoalan ini diselesaikan dengan baik, katanya semua pengadaan akan dibayar. Makanya yang di SLB Bagan Batu untuk sementara ini tidak saya tarik. Tapi kalau mereka tidak ada niat baik, paham lah. Tentu meja dan kursi di SLB Bagan Batu juga akan kita tarik," kata Hendrik mengancam.
Sementara Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau memastikan proses belajar mengajar di SLB Sri Mujinab Pekanbaru tidak ada kendala, pasca adanya peristiwa penarikan paksa kursi dan meja oleh vendor di sekolah tersebut.
Kepastian itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Provinsi Riau, M Job Kurniawan.
"Proses belajar tetap seperti biasa tidak ada masalah," kata Job Kurniawan.
Terkait meja dan kursi SLB Sri Mujinab ditarik vendor, Job Kurniawan mengatakan telah diganti dengan meja dan kursi lain yang kondisinya masih layak untuk digunakan siswa.
Sehingga kejadian itu dipastikan tidak akan mengganggu proses belajar.
"Memang meja dan kursi itu diambil oleh vendor, karena mereka merasa barang mereka. Dan saya sudah cek dengan kepala bidang, memang tidak ada kontrak kita terkait pengadaan meja dan kursi itu. Sehingga ketika barang itu diambil kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu memang barangnya," katanya.
Saat disinggung terkait pengadaan meja dan kursi SLB Sri Mujinab tanpa kontrak, Job Kurniawan enggan membahas masalah lalu yang terjadi pada tahun 2018 itu.
Namun dirinya berharap kejadian serupa jangan sampai terulang lagi. Mantan Sekda Rohil ini dengan tegas mengingatkan kepada seluruh pejabat di lingkungan dinas pendidikan Riau agar kejadian ini menjadi pelajaran.
"Jadi barang-barang yang belum jelas, belum ada kontrak, pejabat dinas pendidikan jangan berani mendahului. Karena itu saya berharap kepada pejabat dinas pendidikan saat ini, kalau mau melakukan pengadaan barang di sekolah, selesaikan dulu mekanisme pengadaan, ikuti aturan yang berlaku, sehingga tidak ada orang yang dirugikan. Jujur kita kasian juga dengan vendornya, tapi mau bagaimana kami mau bayar barang yang tidak teranggarkan dan ada kontrak. Apalagi kejadian ini sudah lama tahun 2018," katanya. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)
