Berita Siak
Bu Kadis Lihai Tusuk Jarum ke Leher Sapi, Ikut Terjun Vaksinasi PMK, 43 Ternak di Siak Terinfeksi
Kepala Diskannak Siak drh Susilawati lihai menusukkan jarum suntik ke leher sapi-sapi sebagai upaya pencegahan PMK, 43 ternak di Siak terinfeksi
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
Sebab hal tersebut sudah pekerjaan dia sebagai seorang dokter hewan.
“Karena sudah biasa dan memang ini pekerjaan kita. Saya senang turun ke lapangan dan ikut memeriksa langsung hewan serta terbiasa langsung melakukan tindakan,” ujar Susi saat disapa Tribunpekanbaru.com di ladang sawit tersebut.
Ia menjelaskan, menyuntik sapi di lapangan terbuka seperti itu berbeda dengan sapi di kandang.
Kalau sapi di lapangan perlu durasi untuk menjinakkan, namun kalau di kandang sapi tidak terlalu liar karena terhalang dinding kandangnya.
“Vaksinasi ini dilakukan kepada sapi-sapi yang sehat, dekat dengan daerah terjangkit," ujarnya.
Karena kampung yang terjangkit adalah Pencing Bekulo, maka vaksinasi kita lakukan di kampung sekitarnya yang kita anggap sebagai ring satu, sebagai benteng pertahanan agar virus ini tidak menyebar,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, Diskannak Siak mendapatkan 500 dosis vaksin dari Pemprov Riau.
Pada hari pertama dilakukan vaksin sebanyak 300 dosis di Pencing Bekulo, kampung Belutu dan sekitarnya.
Sedangkan pada hari kedua dilaksanakan di Kecamatan Tualang sebanyak 200 dosis.
“Kita akan jemput bola dan mengajukan kembali tambahan vaksin ke Pemprov Riau. Karena target kita bisa melakukan vaksinasi minimal 80 persen dari populasi sapi di Kabupaten Siak,” kata dia.
Populasi sapi ternak di Kabupaten Siak saat ini sebanyak 20.075 ekor.
Sedangkan ketersediaan dosis vaksin itu diturunkan dari pusat ke daerah melalui Pemprov Riau.
“Tentu saja kita akan jemput bola, selalu mengusulkan kepada pusat kepada Pemprov Riau, agar kegiatan vaksinasi bisa terus berjalan hingga mencapai 80 persen dari jumlah populasi,” kata dia.
Susi juga menjelaskan, perlakuan terhadap sapi yang terpapar PMK diberikan obat, vitamin dan antipiretik serta antibiotik.
Sapi tersebut dikarantina mandiri agar virusnya tidak gampang menyebar ke sapi yang lain.
