Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Lapor Pak Jokowi! Harga Sawit di Riau Anjlok hingga di Bawah Rp1.500 Per Kg, Apa Solusinya?

Harga sawit di riau anjlok. Jika sebelumnya stabil bahkan nyaris tembus Rp 4 ribu per kg, saat ini harga sawit turun di bawah Rp 1.500 per kg

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU/BYNTON SIMANUNGKALIT
Ilustrasi. Harga sawit di riau anjlok hingga di bawah Rp 1.500 per Kilogram. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di riau di tingkat petani anjlok drastis.

Jika sebelumnya harga sawit di riau stabil bahkan nyaris tembus di harga Rp 4 ribu per kilogram, saat ini harga sawit di riau turun di bawah Rp 1.500 per kilogramnya.

Meski isu anjloknya harga sawit di riau sempat dibahas dalam rapat koordinasi (rakor) Gubernur se-Sumatera, namun sejauh ini belum ada dampak apa-apa dari rakor tersebut.

Harga sawit di riau masih terpuruk dan belum ada kenaikan.

Bahkan rencana Gubernur Riau akan menghadap Menteri Perdagangan (Mendag) RI untuk membahas harga sawit di riau juga belum teralisasi.

Padahal usai Rakor Gubernur se-Sumatera, Gubri berjanji akan membawa persoalan anjloknya harga sawit di riau ini ke Kemendag untuk dicarikan solusinya.

Alih-alih menemui Kemendag, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Zulfadli, justru menyebutkan jika Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar akan mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo terkait anjloknya harga sawit di riau.

Zulfadli mengatakan, surat tersebut berdasarkan hasil pertemuan Gubernur se-Sumatera di Pekanbaru beberapa waktu lalu.

"Pak Gubernur segera mengirim surat kepada Pak Presiden, agar memperhatikan soal harga sawit yang belum juga membaik. Surat yang segera dikirim Gubri ke Presiden itu berdasarkan hasil rapat/pertemuan Gubernur se-Sumatera beberapa hari yang lalu," kata Zulfadli.

Zulfadli menyampaikan, jika Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tak pernah tinggal diam atas anjloknya harga sawit di Riau.

"Salah satu hal yang diperjuangkan Pak Gubernur saat pertemuan gubernur se-Sumatera beberapa hari lalu adalah bagaimana agar harga sawit naik lagi," ujarnya.

Aspirasi itu disampaikan langsung di depan Wakil Mendagri yang hadir dalam pertemuan Rakor Gubernur se-Sumatera.

Selain itu, lanjut Zulfadli, upaya lain untuk memperjuangkan harga sawit petani adalah mendorong kepala daerah di Riau untuk memfasilitasi petani agar bermitra dengan perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

"Gubernur juga telah meminta kabupaten/kota untuk membantu petani sawit, itu disudah disampaikan pak Gubernur saat pertemuan dengan bupati/walikota beberapa waktu lalu," katanya.

Seperti diketahui, anjloknya harga sawit menjadi salah satu isu yang ikut dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se-Sumatera di Pekanbaru, Kamis (30/6/2022) lalu.

Tidak hanya di Riau, turunya harga sawit juga dirasakan oleh petani sawit di 10 provinsi di Sumatera. Hal tersebut disuarakan beberapa gubernur dalam Rakor tersebut.

Seperti yang disampaikan oleh Gubernur Jambi Al Haris. Ia mengatakan persoalan anjloknya harga sawit menjadi masalah mendesak yang harus dicarikan solusinya.

Sebab dirinya mengaku bingung yang terjadi saat ini.

"Saya bingung, kemarin saya tanya kenapa harga sawit turun, katanya tangki timbun di PKS itu penuh semua, sementara tidak ada ekspor, itulah yang menyebabkan harga sawit di petani melemah," katanya.

Namun, Al Haris juga mendapatkan informasi berbeda. Ada pihak yang menyampaikan jika turunnya harga sawit ini diakibatkan oleh kapal yang membawa CPO keluar negeri tidak ada.

Sebab sudah dikontrak oleh perusahaan lain yang tidak bergerak di bidang CPO.

"Alasan banyak pihak katanya ini karena kapalnya habis, karena kemarin tidak ekspor, kapal-kapal itu di kontrak ke pihak lain, saya sudah tanya kan masalah ini ke kementerian perhubungan dan perdagangan kalau soal katanya bisa diupayakan," ujarnya.

Lalu Al Haris kembali mempertanyakan persoalan turunnya harga sawit ini ke kementerian terkait, penyebab nya karena harga CPO di tingkat dunia memang sedang melemah.

"Katanya harga CPO didunia memang melemah mungkin pengaruh dari perang Ukraina-Rusia," ujarnya.

Pihaknya berharap ketika pemerintah pusat sudah membuka kran ekspor, tidak banyak lagi persyaratan yang muncul.

Sebab kata Al Haris saat ini banyak persyarakat yang membuat eksportir ini mengeluh.

"Harapan kami mudah-mudahan ini solusi kongkrit, sehingga harga sawit ditingkat petanibl bisa kembali baik. Karena kalau tangki timbun tidak bisa lagi menampung maka buah sawit akan busuk," katanya.

Hal sedanada disampaikan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah yang menyatakan bahwa persoalan harga sawit ini menjadi konsen seluruh gubernur yang wilayahnya merupakan penghasil kelapa sawit.

"Harga komoditas sawit saat ini sangat memprihatikan. Kalau ini tidak betul-betul dicarikan solusi dari pusat dan rakor ini, saya khawatir akan menimbulkan gejolak di tingkat masyarakat," kata Rohidin.

Tidak jauh berbeda dengan Riau, pabrik kelapa sawit (PKS) di Bengkulu juga banyak yang terancam tutup.

"Saya nggak bisa membayangkan bagaimana nanti reaksi masyarakat kalau harga sawit semakin turun dan PKS terancam tutup. Masyarakat akan menganggap gubernur, bupati dan walikota yang di garda terdepan ini tidak mampu menyelesaikan masalah," jelasnya.

Sedangkan berdasarkan pengamatanan, hancurnya harga sawit ini bermula dari krisisnya minyak goreng di Indonesia.

Hingga berujung pada pelarangan ekspor CPO oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Namun, pelarangan ekspor tersebut tak serta merta menurunkan harga minyak goreng di pasaran.

Lantas, setelah pelarangan ekspor CPO tersebut dicabut, nyatanya harga kelapa sawit justru semakin tergerus.

"Kira-kira solusinya apa untuk kita pikirkan dalam waktu cepat. Sebab masyarakat kita yang menggantungkan hidupnya ke perkebunan sawit ini banyak, ini dampak nya akan luas," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan persoalan sawit pada forum ini telah disepakati sebagai persoalan yang harus disikapi dengan cepat. P

"Masalah sawit ini harus cepat ditanggapi, tadi sudah kami sampaikan ke pak Wamendagri dan akan ada proses yang dilalui untuk menyampaikan hal ini ke menteri terkait. Semoga permasalahan sawit segera teratasi," kata Gubri Syamsuar.

Usai rakor ini pihaknya akan bertemu langsung dengan kementerian terkait untuk mempertanyakan persoalan ini, sekaligus mencarikan solusinya.

"Kita sepakat masalah harga sawit ini nanti kami akan sampaikan ke menteri terkait, Pak Wamendagri sudah bersedia menjembatani kami perwakilan gubernur se Sumatera untuk bertemu dengan menteri terkait," kata Gubri.

( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgio )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved