Berita Riau
Harga Sawit Terus Anjlok, Surat Gubernur Riau Belum Dibalas Presiden Jokowi dan Pihak Kementerian
Surat yang ditujukan ke Pusat terkait anjloknya harga sawit itu dilayangkan usai rakor Gubernur se-Sumatera,Kamis (30/6/2022) lalu di Pekanbaru.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Gubernur Riau Syamsuar secara resmi sudah mengirimkan surat ke Presiden Jokowi menyikapi anjloknya harga sawit di Riau.
Surat tersebut dilayangkan Gubri usai rakor Gubernur se-Sumatera yang digelar Kamis (30/6/2022) lalu di Pekanbaru.
"Sudah, sudah kita kirim surat nya," kata Kepala Dinas Perkebunan, Zulfadli, Selasa (12/7/2022).
Namun hingga saat ini belum ada balasan dari surat tersebut.
Baik dari Presiden Jokowi maupun dari kementerian terkait.
Sementara di Riau saat ini harga sawit terus amblas.
Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja, Selasa (12/7/2022) mengungkapkan, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diprediksi bakal anjlok dalam.
Kondisi ini dipicu menularnya ketakutan pasar global terhadap resesi yang mengancam ekonomi Amerika Serikat (AS).
Bahkan, ketakutan pasar tersebut diprediksi lebih kuat dari dampak tensi geopolitik di Ukraina.
Harga CPO bisa ke MYR 4.000.
"Artinya, ekspor CPO kita kejar-kejaran dengan waktu. Produsen akan beramai-ramai berusaha kirim CPO, harga dimasa depan bisa lebih tertekan lagi. 3 bulan ke depan akan jadi saat paling kritis karena The Fed masih akan menaikkan suku bunga 125 bps," katanya.
Selain itu, stok CPO di Indonesia melimpah akibat larangan ekspor di bulan Mei 2022, dilanjutkan kebijakan DMO dan DPO jilid 2 sejak Mei hingga saat ini.
"Pada saat bersamaan, produksi minyak nabati lain khususnya kedelai, rapeseed dan sunflower oil di luar Rusia dan Ukrania sudah mendekati recovery," jelasnya.
Penyebab lain, adanya ancaman inflasi dan resesi ekonomi dunia termasuk di negara-negara importir minyak sawit dunia sebagaimana dilaporkan IMF.
"Ini membuat konsumsi minyak nabati dunia dan minyak sawit akan menurun," katanya.

 
			
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											